Rabu 15 Apr 2020 18:40 WIB

RSMA Tangani 2.398 Pasien Terkait Covid-19

RSMA yang sudah melayani pasien Covid-19 mencapai 65 RS yang tersebar luas.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Gita Amanda
RS Muhammadiyah dan Aisyiyah telah merawat  2.398 pasien terkait Covid-19. Foto petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi, (ilustrasi).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
RS Muhammadiyah dan Aisyiyah telah merawat 2.398 pasien terkait Covid-19. Foto petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dibentuk pada 5 Maret 2020 sekaligus menjadikan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) sebagai tempat rujukan perawatan pasien virus corona atau Covid-19. Sampai 14 April 2020 telah banyak yang dicapai MCCC untuk membantu korban wabah Covid-19, di antaranya penanganan 2.398 pasien terkait Covid-19 di RSMA.

Ketua MCCC, Agus Samsudin menyampaikan, sampai Selasa (14/4), sudah terbentuk MCCC di 23 provinsi di Indonesia dari Aceh hingga Papua Barat. Jumlah RSMA yang sudah melayani pasien Covid-19 mencapai 65 RS yang tersebar di berbagai provinsi.

Baca Juga

"RS tersebut tersebar di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB), masing-masing satu rumah sakit di sana," kata Agus melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (15/4).

Ia menambahkan, di DKI Jakarta terdapat lima RS, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada enam RS, Jawa Tengah ada 20 RS, dan Jawa Timur ada 29 RS. Jumlah pasien terkait Covid-19 yang dirawat di RSMA berjumlah 2.398 orang.

Ia juga menerangkan rincian pasien terkait Covid-19. Pasien orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1.838, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 525 orang. Sementara yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 35 orang.

Agus mengatakan, MCCC juga melakukan penyemprotan disinfektan di 14.628 titik di seluruh Indonesia. "Penyemprotan meliputi pemukiman warga, tempat ibadah baik Islam maupun agama lain, fasilitas publik dan aset persyarikatan Muhammadiyah," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, penghimpunan dana melalui Lazismu telah mencapai Rp 5.487.900.935 melalui kantor Lazismu di seluruh Indonesia. Sebanyak 6.952 orang sudah menggunakan aplikasi SafariMu yaitu aplikasi untuk memeriksa diri sendiri terkait risiko penularan Covid-19. Aplikasi tersebut juga berisi konten edukasi yang cukup lengkap mengenai Covid-19.

Sebanyak 51 orang dari berbagai latar belakang profesi, seperti ASN, petani, tenaga kesehatan, hingga ibu rumah tangga telah melakukan konsultasi psikologi dengan tim Layanan Dukungan Psikologi (LDP) psikolog. MCCC juga membuka layanan konsultasi agama Islam yang dikelola oleh personel Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah bagi masyarakat yang ingin bertanya seputar permasalahan Covid-19 dan agama.

"Diskusi online seputar Covid-19 berkala setiap pekan dengan tajuk "Covid Talk" dengan tema yang berbeda setiap sesi melalui aplikasi telekonferensi dengan menghadirkan narasumber baik dari internal Muhammadiyah maupun eksternal," jelas Agus.

Agus menyampaikan, semua kegiatan lain masih terus berlangsung. Yaitu pendirian lumbung pangan, produksi konten sosialisasi melalui berbagai media, pembagian sembako dan makanan siap saji, pembagian masker dan hand sanitizer sampai pembentukan tim pemakaman jenazah pasien Covid-19. Semua kegiatan tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh MCCC di berbagai level. Tetapi juga organisasi otonom dan Amal Usaha Muhammadiyah, seperti sekolah dan perguruan tinggi baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah.

 

Dalam rangka perluasan cakupan layanan, kebutuhan struktural organisasi dan program MCCC maka dibutuhkan banyak personel baru untuk masuk dan terlibat. Perluasan tersebut yang berhubungan dengan ibadah, sosial, ekonomi, fundraising, advokasi, pengembangan jaringan dan media.

Untuk itu maka dipandang perlu untuk dilakukan restrukturisasi organisasi MCCC dengan pergantian Ketua MCCC, Dokter Corona Rintawan oleh Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Agus Samsudin. Tapi Dokter Corona masih ada di struktur sebagai Wakil Ketua Bidang Kerja Sama dan Advokasi.

Dokter Corona juga ditugaskan oleh PP Muhammadiyah membantu Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Pemerintah RI yang berkedudukan di Kantor BNPB. Dia ditugaskan sebagai tenaga ahli kesehatan bidang perencanaan dan analisis situasi.

Pergantian struktur ini efektif berlaku sejak diterbitkannya SK PP Muhammadiyah tentang Perubahan Susunan dan Personalia MCCC pada 11 April 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement