Rabu 15 Apr 2020 17:41 WIB

Indonesia Segera Produksi Alat Tes Covid-19 Sendiri

Menristek yakin Indonesia bisa memproduksi 100 ribu alat tes Covid-19 dalam 1,5 bulan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Petugas medis memperlihatkan sampel darah jurnalis saat Rapid Test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/4/2020). Rapid test yang diikuti 40 wartawan dari sejumlah media tersebut untuk pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di kalangan wartawan di Kota Makassar
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Petugas medis memperlihatkan sampel darah jurnalis saat Rapid Test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/4/2020). Rapid test yang diikuti 40 wartawan dari sejumlah media tersebut untuk pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di kalangan wartawan di Kota Makassar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri dalam negeri segera mampu memproduksi alat tes Covid-19 secara mandiri. Alat tes tersebut terdiri atas dua jenis, rapid test untuk mengecek antibodi dan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mengecek antigen.

Di Indonesia, rapid test digunakan untuk melakukan screening masif sedangkan PCR digunakan untuk pegenakan diagnosis terhadap pasien Covid-19. Kendati dianggap kurang akurat, rapid test masih dianggap bermanfaat untuk memetakan penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

Baca Juga

Menteri Riset dan Teknologi (Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengklaim bahwa industri lokal mampu memproduksi dua jenis alat tes, baik rapid test dan PCR. Khusus untuk rapid test, Bambang optimistis Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 100.000 unit alat tes dalam 1,5 bulan mendatang.

Produksi alat rapid test ini merupakan hasil riset dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara, produksi secara massal akan dilakukan oleh PT Hepatika di Yogyakarta.

"Rencananya nanti akan diproduksi dalam jumlah yang lebih besar lagi untuk kebutuhan rapid test dalam rangka penanganan Covid-19," kata Bambang usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/4).

Sedangkan untuk produksi PCR, pemerintah melalui BPPT menggandeng PT Bio Farma (persero) dan sebuah startup teknologi Nusantics. Ketiga pihak tersebut sedang mengebut produksi purwa rupa untuk dilakukan uji coba bersama BPPOM dan Kementerian Kesehatan.

"Setelahnya tentunya akan dilakukan produksi yang dilakukan PT Bio Farma. sehingga tidak lama lagi kita akan punya PCR test kit yang basisnya adalah virus yang merupakan local transmission atau virus Covid-19 yang terjadi di Indonesia, bukan dari luar," ujar Bambang.

Dalam satu bulan terakhir, BPPT dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman memang melakukan riset untuk mencari strain lokal dari virus corona di Indonesia.

"Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dimulai produksi pertama dan lihat kapasitas Bio Farma tampaknya produksi dapat dilakukan cukup besar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement