Muslim Prancis Diimbau tidak Pergi ke Masjid Saat Ramadhan

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 15 Apr 2020 05:17 WIB

Muslim Prancis Diimbau tidak Pergi ke Masjid Saat Ramadhan. Umat Islam sedang beribadah di sebuah masjid di Bordeaux, Prancis. Foto: EPA Muslim Prancis Diimbau tidak Pergi ke Masjid Saat Ramadhan. Umat Islam sedang beribadah di sebuah masjid di Bordeaux, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PRANCIS-- Petugas masjid agung di Paris yang berafiliasi dengan 300 masjid di seluruh Prancis meminta umat Muslim tidak pergi ke masjid saat bulan suci Ramadhan.

"Mengumpulkqn jamaah di masjid-masjid dapat menyebabkan penyebaran lebih lanjut virus corona. Maka dari itu, umat Islam disarankan tidak pergi ke masjid saat Ramadhan," kata petugas masjid agung di Paris, Chems-Eddine Hafiz dikutip dari Abna 24, Selasa (14/4).

Baca Juga

Ia menambahkan menurut ajaran Islam penangguhan sementara untuk ibadah ketika ada bahaya untuk kesehatan setiap individu diperbolehkan. Saat ini, Prancis menutup masjid-masjid besar dan tempat ibadah dari awal Maret 2020 karena wabah corona.

"Lebih dari 1,7 juta orang telah terinfeksi Covid-19 secara global dan jumlah kematian telah melebihi 103 ribu orang. Prancis telah mengumumkan lebih dari 124 ribu infeksi virus corona sejauh ini dan jumlah kematian lebih dari 13 ribu orang," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperpanjang status lockdown di negaranya untuk menghentikan virus corona hingga 11 Mei 2020. Macron akan memberlakukan sejumlah kebijakan usai perpanjangan masa lockdown ini.

Macron mengumumkan kepada seluruh warga Prancis, Lockdown ketat akan diperpanjang hingga pertengahan bulan depan. Macron menambahkan masa lockdown akan dikurangi bila warga Prancis mentaati aturan yang sudah ditetapkan pemerintah serta melambatnya angka penyebaran virus corona.

"Kita harus terus menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab dan menghormati aturan jika penyebaran virus memang terus menyebar," kata dia.

Macron menambahkan sekolah akan mulai dibuka kembali pada 11 Mei 2020, tetapi restoran dan kafe akan tetap tutup. Perbatasan dengan negara-negara non-Eropa akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.