Selasa 14 Apr 2020 20:45 WIB

Harga Kedelai Impor Melonjak

Harga kedelai impor mencapai Rp 8.150, padahal harga tertinggi 2018 hanya Rp 7.500.

Pekerja membuat tempe dengan kedelai impor di sentra perajin tahu tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Perajin tempe setempat mengaku omzetnya turun 30 persen karena kesulitan menjual produknya seiring penerapan physical distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sementara bahan baku kedelai impor harganya makin melambung yakni dari Rp6
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pekerja membuat tempe dengan kedelai impor di sentra perajin tahu tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Perajin tempe setempat mengaku omzetnya turun 30 persen karena kesulitan menjual produknya seiring penerapan physical distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sementara bahan baku kedelai impor harganya makin melambung yakni dari Rp6

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami lonjakan. Harga jual kedelai impor menjadi Rp 8.150 per kilogram dari harga jual sebelumnya berkisar Rp 6.500/kg.

"Harga jual kedelai impor normalnya memang berkisar 6.500/kg. Akan tetapi, sejak adanya pandemi virus Corona yang mengakibatkan beberapa daerah melakukan antisipasi penyebaran virus Corona sehingga berdampak pada distribusinya," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf, Selasa (14/4).

Baca Juga

Akibatnya, lanjut dia, harga jual kedelai impor terdongkrak naik secara bertahap hingga akhirnya mencapai angka Rp 8.000 lebih per kilogramnya. Lonjakan harga sebesar itu, lanjut dia, tentunya sangat jarang karena harga jual kedelai tertinggi beberapa tahun terakhir, yakni pada tahun 2018 yang mencapai Rp 7.500/kg.

Meskipun demikian, lanjut dia, permintaan kedelai impor tetap stabil berkisar 15 ton per harinya. Hal itu, dimungkinkan karena permintaan pasar tetap stabil sehingga pengrajin juga tetap memproduksi dengan kapasitas yang hampir sama dengan sebelum ada wabah virus corona.

Untuk stok kedelai impor sementara ini hanya tersedia 25 ton dan masih bisa ditambah sesuai kebutuhan pengrajin tahu maupun tempe. Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo dan Jati.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement