Selasa 14 Apr 2020 20:36 WIB

Pesan Rasulullah SAW untuk Para Istri dalam Meraih Surga

Rasulullah memberikan pesan agar istri dapat meraih surga.

Rasulullah memberikan pesan agar istri dapat meraih surga. Menikah  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Rasulullah memberikan pesan agar istri dapat meraih surga. Menikah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang istri memegang peranan penting dalam kehidupan berumah tangga. Kedudukannya pun sangat vital. Di dalam rumah tangganya itulah seorang wanita akan mudah mendapatkan surga ataupun neraka.

Rasulullah SAW berpesan kepada sahabat dari kalangan kaum wanita, "Perhatikanlah bahwa posisimu dari dirinya (suami), karena sesungguhnya dia adalah surgamu dan nerakamu." (HR Ahmad).

Baca Juga

Jika suami adalah surga dan neraka bagi wanita, maka seorang wanita (istri) hendaknya berusaha keras untuk dapat membahagiakan suami. Dengan mengetahuinya, seorang wanita akan berusaha keras untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji sehingga dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah seorang istri yang membahagiakan suaminya ketika dia memandangnya, menaatinya ketika dia memerintahkannya, dan tidak menentangnya dalam urusan diri dan hartanya sehingga menyebabkan kebenciannya." (HR Ahmad, Nasa'i, dan Hakim).

Dalam hadits di atas Rasulullah SAW memberikan tiga kriteria seorang wanita (istri) yang dapat membahagiakan kaum pria (suaminya).

Pertama, membahagiakan suami. Agar dapat membahagiakan suami, seorang wanita (istri) hendaknya memiliki keterampilan dalam merias wajah, memilih riasan yang sesuai, dan bersikap lembut. 

Mengenakan pakaian yang serasi, menjaga keindahan tubuh, mengatur pola kerja, pola makan, dan istirahat secara proporsional.   

Kedua, menaati suami. Dalam hal ini, seorang wanita (istri) hendaknya memiliki seni dalam menaati suami, yaitu mengetahui akan hak dan kewajiban sebagai istri, mencintai pekerjaan rumah tangga, dan membantu suami dalam mengerjakan berbagai urusannya.

Ketiga, tidak melawan suami. Seorang wanita (istri) hendaknya mampu menyelaraskan visi dan misi dalam membangun keluarga bersama suami, berbicara kepada suami dengan bahasa yang santun dan mudah dipahami.

Selain itu, sebagai bentuk tidak melawan suami, seorang wanita (istri) hendaknya dapat mengelola urusan harta (keuangan) dalam keluarga. 

Sebab, wanita (istri) menjadi pemimpin terhadap harta suaminya. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang wanita (istri) menjadi pemimpin terhadap harta suaminya." (HR Abdur Razaq). 

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement