Selasa 14 Apr 2020 15:55 WIB

Menko: 3,7 Juta Masyarakat Sudah Daftar Kartu Prakerja

Besaran peserta yang lolos jauh melebihi target gelombang pertama, yakni 164 ribu.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). Pemprov Jawa Timur membuka 56 posko yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur untuk memberikan pelayanan dan pendampingan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 dalam mendaftar program Kartu Prakerja.
Foto: Antara/Moch Asim
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). Pemprov Jawa Timur membuka 56 posko yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur untuk memberikan pelayanan dan pendampingan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 dalam mendaftar program Kartu Prakerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat, setidaknya 3,7 juta masyarakat sudah mendaftar program Kartu Prakerja sampai Selasa (14/4) pukul 12.00 WIB. Dari total tersebut, sebanyak 926 ribu di antaranya sudah melakukan verifikasi email dan Nomor Induk Kependudukan (NIK), sehingga bisa disebut lolos.

Besaran peserta yang lolos jauh melebihi target gelombang pertama, yakni 164 ribu. Bahkan, Airlangga menyebutkan, jumlah 926 ribu setara dengan lima gelombang pendaftaran.

Baca Juga

"Artinya, masyarakat merasakan betul bahwa dampak Covid-19 ini benar-benar mengganggu lapangan kerja," ujarnya dalam rapat dengan DPR di Jakarta, Selasa (14/4).

Pendaftaran program Kartu Prakerja sendiri baru resmi dibuka untuk publik pada Sabtu (11/4) malam. Pemerintah membuka pendaftaran gelombang pertama sampai dengan Kamis (16/4) dan hasilnya akan diumumkan pada Jumat (17/4). Pelatihan langsung dilakukan pada Sabtu (18/4) secara daring. 

Dari sekian banyak masyarakat yang mendaftar, Airlangga mengatakan, sebagian besar di antaranya berasal dari Pulau Jawa. Khususnya Jawa Barat yang memang terkena pukulan terhadap aktivitas perekonomian cukup dalam, begitupun dengan DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa timur. 

"Ini sesuai dengan data yang kami peroleh," tuturnya.

Berkaca dari data yang ada, Airlangga menekankan, dampak pandemi Covid-19 tidak hanya terkena ke kesehatan hingga mengancam jiwa manusia. Di samping itu, pandemi juga mengganggu aktivitas sosial ekonomi dan berdampak ke sektor riil hingga mengganggu lapangan pekerjaan, yaitu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun dirumahkan.

Kartu Prakerja merupakan salah satu kebijakan terkait pengaman sosial yang baru diluncurkan pemerintah. Airlangga menuturkan, program ini diharapkan mampu menjadi instrumen dua lapis untuk bertahan di tengah ancaman gelombang PHK akibat Covid-19.

"Yang semula digunakan untuk jaring pengaman untuk mereka yang ingin mencari pekerjaan, atas arahan Pak Presiden Jokowi dikonversi menjadi jaring pengamanan untuk kehilangan pekerjaan," kata Airlangga.

Lebih dari 900 pelatihan daring dari beragam jenis dan tingkatan akan dihadirkan melalui delapan platform digital mitra kerja Program Kartu Prakerja. Setengahnya adalah jenis pelatihan yang praktis, ringan dan dapat menghasilkan pendapatan baru. Misalnya, teknologi informasi untuk pemula, dasar keterampilan housekeeping, dan belajar menjadi telemarketer.

Selaku Ketua Komite Cipta Kerja, Airlangga menerangkan, pemerintah akan memastikan kapasitas dari sistem Kartu Prakerja (server, front-end dan back-end system) mampu melayani dengan baik. Di samping itu, keamanan data dan server dari serangan juga tentu menjadi fokus perhatian.

Sudah berjalan selama tiga hari, Airlangga mencatat beberapa hal teknis yang menjadi hambatan saat pendaftaran Kartu Prakerja. Misal, verifikasi email, unggah foto, kapasitas server dari Kementerian terkait untuk melayani request API dari server Prakerja, hingga penyediaan fasilitas Call Center. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement