Selasa 14 Apr 2020 15:24 WIB

Petani Lumbung Desa Siap Pasok 250 Ton Beras untuk Dhuafa

Petani mulai mengemas secara bertahap bantuan untuk dhuafa terdampak corona.

Para petani dari tiga wilayah Garut, Tasikmalaya, dan Subang menyiapkan 250 ton stok pangan (beras) tetap tersedia, agar hidup masyarakat sehari-hari dapat terus berlanjut.
Foto: Sinergi Foundation
Para petani dari tiga wilayah Garut, Tasikmalaya, dan Subang menyiapkan 250 ton stok pangan (beras) tetap tersedia, agar hidup masyarakat sehari-hari dapat terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inilah salah satu kontribusi yang diberikan para petani binaan program Lumbung Desa Sinergi Foundation (SF) di tiga daerah Garut, Tasikmalaya, hingga Subang. Tak tinggal diam melihat kondisi di tengah pandemi Covid-19, para petani dari tiga wilayah ini menyiapkan 250 ton stok pangan (beras) tetap tersedia, agar hidup masyarakat sehari-hari dapat terus berlanjut.

Saat ini misalnya, warga Desa Kiara Sari, Kecamatan Compreng, Subang yang sebagian besar adalah petani mulai mengemas secara bertahap bantuan untuk dhuafa terdampak corona di wilayah Bandung Raya. “Petani binaan program Lumbung Desa Sinergi Foundation (SF) yang berada di Compreng, Subang, sedang memasok satu ton beras, untuk masyarakat kecil yang ekonominya terdampak Covid-19. Setiap paketnya dikemas dalam ukuran lima kilogram, dan siap disalurkan pada mereka yang membutuhkan,” ungkap CEO Sinergi Foundation (SF), Asep Irawan, Selasa (14/4).

Baca Juga

Selain Lumbung Desa Compreng Subang, Lumbung Desa Cigalontang Tasikmalaya dan Lumbung Desa Limbangan Garut pun bersiap memasok beras untuk masyarakat terdampak Covid-19. Semua padi diolah langsung para petani binaan. Mulai dari proses panen di sawah, lalu gabah masuk ke gudang untuk digiling menjadi beras, kemudian dikemas hingga didistribusikan. Semua proses itu tidak luput dari peran pemberdayaan masyarakat yang dikelola secara apik oleh Lumbung Desa SF.

“Ini adalah respons pentingnya ketahanan pangan di masa darurat Covid-19 ini. SF melalui Lumbung Desa berikhtiar membantu masyarakat dengan menyediakan beras gratis untuk masyarakat pra-sejahtera,” Kata Asep. Sejak wabah dan pembatasan aktivitas sosial di ruang publik, semua orang menarik diri dari dunia luar.

Dan ini berimbas pada anjloknya pendapatan pekerja informal harian seperti tukang angkot, ojek online, pedagang asongan, tukang parkir, dan lain-lain. Alhasil, mereka kesulitan mencari makan untuk keluarga. “Sinergi Pangan untuk Masyarakat Terdampak Covid-19 ini setidaknya bisa menguatkan perjuangan mereka. Tanggap atas krisis pangan yang terjadi. Insya Allah petani Compreng siap memasok 250 ton beras untuk dhuafa yang terdampak ekonominya akibat Covid-19.

Selain memberdayakan para petani binaan, program Lumbung Desa tentunya diharapkan memiliki dampak bagi masyarakat luas, terutama dhuafa, dalam pemenuhan kebutuhan pangan di masa wabah seperti saat sekarang, ” pungkas Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement