Selasa 14 Apr 2020 15:09 WIB

Hemat Uang Transportasi, Bantu Sesama Saat Pandemi Corona

Warga AS menyisihkan uang transportasi untuk membantu sesama saat pandemi corona

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Setiap sudut di Kota Chicago, Amerika Serikat (AS), tampak sepi seiring lockdown (Foto: kota Chicago tampak dari atas)
Foto: Needpix
Setiap sudut di Kota Chicago, Amerika Serikat (AS), tampak sepi seiring lockdown (Foto: kota Chicago tampak dari atas)

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Bayangkan secara paradoks mendapatkan diri memiliki lebih banyak uang di tengah krisis global. Apakah Anda menyimpannya untuk diri sendiri atau membagikannya?

Kondisi itu sangat mudah dijawab bagi Tim Miranda, dia memilih untuk menyalurkannya untuk orang lain. Biasanya Miranda menghabiskan 100 dolar AS per minggu sebagai biaya transportasi dari rumahnya di Chelmsford, barat laut Boston, untuk pergi bekerja sebagai manajer perusahaan perangkat lunak di Cambridge.

Baca Juga

Dengan pandemi virus corona membuat Miranda bekerja dari rumah, artinya pengeluaran 100 dolar AS aman di dalam dompetnya. Ketimbang menyimpan uang tersebut, dia justru memutuskan memanfaatkannya membantu orang yang tidak seberuntung dirinya.

Ayah tiga anak itu menyumbangkan uang biaya bensin dan makan siang untuk dua badan amal setempat. Dia menyalurkan kepada badan dengan program penyedia makanan di akhir pekan untuk anak-anak yang kurang bergantung pada makan siang sekolah dan badan inisiatif yang bekerja untuk mengakhiri kekerasan senjata di antara anak muda yang bermasalah.

Miranda sadar kondisi di esok hari sangat tidak menentu bagi pemasukan setiap orang karena pandemi. Hanya saja, dia merasa perlu berkontribusi ketika kondisi yang justru tidak menentu.

Keputusan orang-orang itu sesuai dengan tren yang sedang terjadi di Inggris. Banyak orang secara tiba-tiba memberikan sumbangan kepada komunitas lokal, ketimbang melimpahkannya terpusat di London saja.

Gerakan menyediakan pembalut haid bagi wanita yang kehilangan tempat tinggal, pengungsi atau berjuang secara finansial, hingga organisasi nirlaba yang membantu korban kekerasan dalam rumah tangga menjadi badan yang mendapatkan aliran sumbangan ketika pandemi terjadi. Fenomena itu memacu tagar di media sosial, #DonateYourCommute.

"Komunitas berkumpul di sekitar kita. Orang-orang sangat mendukung untuk memastikan kami memiliki apa yang kami butuhkan," kata Andrea Connelly yang membantu mengkoordinasikan End 68 Hours of Hunger di Dracut, Massachusetts, salah satu badan amal yang mendapatkan penyaluran donasi dari Miranda.

Sedangkan bagi Rachel Brenke uang transportasi penunjang pekerjaan senilai 200 hingga 500 dolar AS untuk membantu karyawannya. Konsultan bisnis dan pengacara kekayaan intelektual yang berbasis di Washington ini berharap, uang itu dapat membantu karyawannya membayar pengasuh anak.

Karyawan Acrisure, sebuah perusahaan pialang asuransi di Grand Rapids, Michigan, Kelly Johnson menyadari bahwa tidak hanya menghemat biaya perjalanan, tetapi untuk hiburan dan latihan olahraga. Pengeluaran tersebut akhirnya diberikan untuk membantu orang lain.

"Awalnya itu seperti, 'Oh, ini bagus, saya memiliki semua uang ekstra ini dalam anggaran saya,'" kata perempuan berusia 29 tahun ini.

Tapi, Johnson menyadari, saat bersamaan dia menemukan dalam 24 jam sudah ada tiga temannya yang diberhentikan dari pekerjaannya. Kondisi itu yang membuatnya berpikir untuk mencari cara mendukung orang-orang yang ada di sekitarnya.

Langkah serupa juga diambil manajer penjualan untuk platform analisis kesehatan pribadi Segterra InsideTracker yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Jonathan Levitt. Dia menyalurkan penghematan transportasi dan uang yang seharusnya dikeluarkan untuk tiket pesawat untuk perjalanan pribadi ke bisnis lokal yang berjuang tetap bertahan dari kebangkrutan.

"Kita yang memiliki hak istimewa untuk dapat melakukannya seharusnya. Ini seperti 'bayar di depan' secara harfiah," ujarnya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement