Selasa 14 Apr 2020 12:52 WIB

Desakan Ekonomi Buat Warga Tetap Beraktivitas di Luar

Banyak pekerja informal tak punya penghasilan jika hanya berdiam di rumah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pedagang melayani pesanan belanja daring. Banyak pekerja informal tak punya penghasilan jika hanya berdiam di rumah. Ilustrasi.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang melayani pesanan belanja daring. Banyak pekerja informal tak punya penghasilan jika hanya berdiam di rumah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Banyak masyarakat di Sleman yang sudah mulai melakukan aktivitas di luar rumah pada masa perpanjangan pembatasan sosial hingga 28 April 2020. Mereka beraktivitas di luar rumah dengan alasan faktor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Pada dua pekan pertama kemarin saya memang berusaha mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah. Namun karena saat ini kondisi sudah habis-habisan, saya terpaksa keluar rumah untuk kerja guna memenuhi kebutuhan keluarga," kata Mujiaman, warga Kalasan yang berprofesi sebagai tukang bangunan di Sleman, Selasa (14/4).

Baca Juga

Menurut dia, pada dua pekan pertama memang kebutuhan keluarga masih dapat dipenuhi dengan uang simpanan. Namun setelah tidak bekerja selama dua minggu akhirnya simpanan menipis dan hampir habis.

"Tapi meskipun harus keluar rumah untuk mencari uang, saya tetap berusaha mematuhi anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona dengan melindungi diri agar tidak terpapar virus," kata pria 55 tahun itu.

Ia mengatakan dirinya setiap keluar rumah juga selalu mengenakan masker, sering mencuci tangan, dan menjaga kebugaran tubuh. "Ya siapapun pasti takut terkena corona. Makanya saya juga berusaha melindungi diri agar tidak tertular," kata Mujiaman.

Jika memang tetap harus tinggal di rumah sementara waktu, ia berharap agar ada perhatian untuk pekerja informal yang selama pandemi Covid-19 ini tidak mendapat bantuan untuk kebutuhan sehari-hari. "Saya lihat di berita-berita banyak bantuan diberikan untuk tukang ojek online. Sebenarnya kami juga berharap dapat bantuan sehingga kami tidak harus keluar rumah saat wabah corona ini," katanya.

Hal sama juga disampaikan Didik, pedagang mi Jawa di Jalan Solo Km 11, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Dia terpaksa harus mulai berjualan lagi setelah dua pekan menutup warungnya. "Dua pekan libur, sama sekali tidak ada pemasukan. Kebutuhan keluarga di rumah banyak. Terpaksa harus jualan lagi," katanya.

Sementara itu suasana di pasar tradisional Pasar Desa Purwomartani di Jalan Solo Km 10.5 Sorogenen, Kalasan juga sudah mulai ramai oleh aktivitas para pedagang dan pembeli. Dua pekan pertama, aktivitas pasar milik Pemerintah Desa Purwomartani ini sempat sepi akibat wabah Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial. Akan tetapi saat ini para pedagang sudah mulai banyak yang berjualan.

Sejumlah pedagang yang berjualan bukan hanya produk kemasan. Pedagang sayuran, makanan, pedagang daging, dan ikan juga mulai beraktivitas. Akan tetapi pedagang di Pasar Desa Purwomartani tersebut masih banyak yang tidak mengenakan masker. Hanya pedagang daging ayam dan ikan saja yang terlihat mengenakan masker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement