Senin 13 Apr 2020 23:36 WIB

Masih Ada yang Mudik, Aceh Diserukan tak Remehkan Corona

Meski kini tak ada kasus positif Covid-19, Aceh diserukan untuk tak remehkan corona.

Warga berdiri disamping stiker sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19 yang ditempel di sebuah warung kopi di Lhokseumawe, Aceh, Senin (13/4/2020). Warga Aceh diserukan untuk tidak meremehkan risiko infeksi virus corona.
Foto: ANTARA FOTO
Warga berdiri disamping stiker sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19 yang ditempel di sebuah warung kopi di Lhokseumawe, Aceh, Senin (13/4/2020). Warga Aceh diserukan untuk tidak meremehkan risiko infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin mengimbau masyarakat Provinsi Aceh untuk tetap waspada dan tidak menganggap kondisi Tanah Rencong telah aman dari infeksi virus corona tipe baru. Seruan itu digaungkan di tengah kabar sembuhnya semua pasien positif Covid-19.

"Kita tidak boleh meremehkan, menganggap bahwa Aceh aman-aman saja, karena kita tahu setiap hari ada yang mudik, baik dari luar negeri, dalam negeri, itu menjadi kewaspadaan kita semuanya," kata Azharuddin di Banda Aceh, Senin.

Baca Juga

Azharuddin menyebutkan, pasien terakhir telah sembuh dari positif Covid-19 di Aceh. Pasien berinisial AJ itu merupakan warga Banda Aceh yang telah menjalani perawatan di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh sekitar 20 hari.

Dengan begitu, dari lima orang yang positif Covid-19 di daerah Serambi Makkah tersebut, empat di antaranya telah sembuh. Satu orang lagi meninggal dunia saat status masih pasien dalam pengawasan (PDP), hingga kemudian terkonfirmasi positif.

"Jangan bangga dulu, yang sehat enggak ada apa-apanya, yang kita takutkan adalah carrier, yaitu kita bisa menularkan ke orang, meskipun kita merasa normal, itu harus kita sadari," katanya.

Azharuddin mengatakan, penerapan jaga jarak (social distancing) dan rajin mencuci tangan merupakan upaya yang dapat dilakukan karena secara ilmiah dan diakui organisasi kesehatan dunia (WHO), sangat bermanfaat dalam menangkal serta meminimalkan terjadi penularan Covid-19.

"Kita berharap Aceh tidak ada penambahan lagi, tapi kita tetap memantau baik PDP atau orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) semua dalam pantauan kita," katanya.

Selama mewabahnya virus yang bermula dari Wuhan, China tersebut RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh telah mengirim sampel lendir (swab) pasien terkait Covid-19 ke Balitbangkes RI sebanyak 93 sampel. Sejauh ini, baru 89 sampel yang telah keluar hasilnya.

"Dari 89 sampel itu ada lima yang positif. Memang kadang-kadang kami mendapatkan hasil tidak cepat, kadang lebih dari dua minggu, karena kami tahu semua berpusat ke Jakarta," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement