Senin 13 Apr 2020 20:14 WIB

Perpustakaan Makkah yang Disebut Tempat Kelahiran Nabi

Perpustakaan Makkah ditutup selama musim haji.

Perpustakaan Makkah yang Disebut Tempat Kelahiran Nabi. Foto: Perpustakaan Kota Makkah
Foto: Republika/Muhammad Hafil
Perpustakaan Makkah yang Disebut Tempat Kelahiran Nabi. Foto: Perpustakaan Kota Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKKAH -- Di sisi kiri gedung itu, ada sebuah spanduk yang berisi tulisan dalam bahasa Inggris, Arab, dan juga urdu. Jika diartikan, tulisan itu berbunyi 'Mengunjungi perpustakaan ini untuk menyembah atau mengultuskan tidak diizinkan oleh syariah. Karena, tidak ada dalil yang membuktikannya'.

 

Baca Juga

Sementara di bagian atas tengah gedung, ada tulisan, juga dari berbagai bahasa, yang menyebutkan tentang tahun pembangunan gedung ini. Kemudian di sisi depan sebelah kanan gedung, ada foto-foto dan tulisan tentang kondisi di dalam gedung itu.

 

Gedung berukuran 10 x 18 meter yang terdiri dari dua tingkat dan yang selalu terkunci itu adalah 'Maktabah Makkah al Mukarramah' atau Perpustakaan Makkah. DR Muhammad Ilyas Abdugani dalam bukunya yang berjudul 'Sejarah Makkah' menuliskan bahwa tempat ini dulunya adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad.

 

Nabi Muhammad sendiri, oleh kalangan Muslim di seluruh dunia lahir pada 12 Rabiul Awal atau pada tahun 570 M di Kota Makkah. Beliau diyakini lahir di rumah Abdul Muthalib yang sekarang menjadi perpusatakaan ini.

 

Pendapat ini diambil dari pandangan sahabat Nabi, Abdullah bin Abbas serta kalangan sejarawan Muslim klasik seperti Ibnu Hisyam dan Ibnu Ishak.

 

Dulu, tempat kelahiran Nabi Muhammad Ini pernah dibangun masjid oleh Al Khaizuran, yaitu ibu dari Khalifah Harun Al Rasyid dari Dinasti Abassiah.

 

Kemudian, bangunan masjid itu dihancurkan dan dibangun perpustakaan umum oleh Wali Kota Makkah saat itu, Syekh Abbas Qatthan pada 1370 H atau 1950 M dari hartanya sendiri.

 

Selama musim haji, perpusatakaan itu selalu ditutup dan jamaah tidak diperkenankan ziarah ke situ. Pemerintah Saudi melarang karena dikhawatirkan nanti bisa menimbulkan pengkultusan.

 

Namun, untuk sekadar foto-foto di tempat itu masih bisa dilakukan. Banyak jamaah haji maupun umroh dari berbagai negara mendatangi perpustakaan itu sekadar berfoto-foto.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement