Senin 13 Apr 2020 18:21 WIB

Wabah Corona, Perusahaan Migas Bakal Revisi Rencana Kerja

Sektor migas mengalami tekanan akibat wabah corona dan anjloknya harga minyak.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merebaknya wabah virus corona membuat perusahaan migas perlu melakukan revisi rencana kerja. Apalagi merebaknya wabah virus corona juga ditambah dengan anjloknya harga minyak.

PT Pertamina EP (PEP) mengaku memang sedang menyiapkan skenario untuk menyesuaikan target dan rencana kerja perusahaan pada tahun ini. Apalagi ditengah pandemik corona dan anjloknya harga minyak.

Baca Juga

Direktur Utama Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf menjelaskan perusahaan memang perlu melakukan mitgasi resiko ditengah situasi yang dinamis dan pergerakan harga minyak yang tidak bisa ditebak. Namun, ia menjelaskan dirinya belum mengajukan revisi secara resmi.

"Kami masih wait and see tapi sudah menjadi opsi untuk mengajukan revisi," ujar Nanang saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/4).

Meski anak usaha sudah berencana untuk melakukan revisi rencana kerja, namun induk usaha, PT Pertamina (Persero) masih belum berencana untuk mengubah target. Ia menjelaskan saat ini perusahaan masih mengacu pada target utama dan prioritas.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina tengah meninjau kembali target keuangan dan rencana kerja untuk menjalankan apa yang paling prioritas.

Hal itu dilakukan sembari mencermati kondisi aktual terkait penanganan corona dan efek gulir yang ditimbulkannya. "Masih dalam review. Sampai saat ini, kami terus berupaya menjalankan rencana kerja dengan mengambil langkah antisipasi menerapkan business continuity plan. Sambil terus melakukan evaluasi mendalam untuk prioritas rencana kerja, biaya operasi dan investasi," ujar Fajriyah.

Vice President Planning and Investor Relations Medco Energi Internasional Myrta Sri Utami menjelaskan di tengah tren harga minyak yang masih rendah, Medco Energi melakukan revisi target operasional produksi dan capex.

"Menyikapi harga minyak yang rendah, Medco Energi secara proaktif mengkaji pengeluaran, melakukan penangguhan dan penghematan di berbagai bidang," ujar Myrta.

Ia menjelaskan revisi kerja di 2020 ini perusahaan mengurangi produksi yang semula ditargetkan 110 mboepd menjadi 100-105 mboepd. Sedangkan capex perusahaan mengubah menjadi 240 juta dolar AS yang semula 340 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement