Senin 13 Apr 2020 14:32 WIB

Gemar Menulis, Kunci Alumni UMM Ini Sukses Berkarier

Mariman meyakini proses mambangun mimpi itu memang saling terkait.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Alumni Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mariman Darto
Foto: Dok. Humas UMM
Alumni Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mariman Darto

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Setiap usaha pasti akan memberikan hasil, entah itu positif maupun negatif. Dampak ini turut terlihat pada suatu kegiatan yang ditekuni seseorang di suatu masa.

Alumni Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mariman Darto mengungkapkan kegemarannya dalam menulis semenjak kuliah. Dari hobi kecil ini nyatanya mampu mengantarkannya menuju kesuksesan dalam kariernya. Terbukti, Mariman berhasil menjabat sebagai Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Lembaga Administrasi Negara (Puslatbang KDOD LAN) saat ini.

Baca Juga

Mariman berasal dari keluarga yang sederhana. Ia mulai menginjakkan kaki di Kampus Putih pada 1994. Tidak ingin mengecewakan perjuangan Sang ibu yang menegakkan punggung demi membiayai studinya, Mariman bertekad menyelesaikan kuliah secepat mungkin. Meski demikian, kegiatan lain di luar akademik juga ia lakoni.

"Bagi saya, belajar bisa di mana saja," ujar Mariman dalam pesan resmi yang diterima Republika, Ahad (12/4) lalu.

Semasa kuliah, Mariman berpengalaman menjadi seorang aktivis. Kegiatan ini membuatnya terlibat banyak kegiatan. Belum lagi kegemarannya untuk membaca buku dan menulis berbagai karya.

photo
Alumni Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mariman Darto. - (Humas UMM)

Mariman mengaku hobi membaca dan menulis diwali dari lembaga kampus, Bestari. Kemudian muncul tokoh Profesor Malik Fadjar dan Muhadjir Effendi yang telah mengajarkannya menulis. Itu menjadi kegemaran lalu pembiasaan.

Menurut Mariman, terdapat tiga tempat yang menjadi favoritnya di kampus. Lokasi-lokasi tersebut di ruang kelas, perpustakaan dan masjid. Ia juga menghabiskan banyak waktu untuk beroganisasi semisal di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (LSIK).

Di mata Mariman, buku, kuliah, perpustakaan dan menulis merupakan dunia yang tak terpisahkan. Ia pun teringat tema skripsinya yang agak berbeda dengan teman-teman yang lain. "Mereka ambil case di perusahaan, saya sendiri justru mendiskusikan tentang pemikiran Habibie, Habibie Knowledge. Jadi ada faktor yang harus kita lihat bahwa teknologi dan SDM yang akan menjadikan Indonesia leading di Asia dan Asia Pasific,” ucap Mariman.

Mariman mulai menemui tokoh-tokoh penting seperti Adi Sasono dengan hanya membawa skripsi. Tak disangka, Mariman yang lulus pada Juni, per 1 Agustus di tahun yang sama sudah diminta bekerja di Center for Information and Development Studies (CIDES). Sejak saat itu, Mariman mulai menulis di sejumlah media nasional termasuk Republika.

Pada 1999, ia melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Setelah 10 tahun lamanya di CIDES, ia berhasil menerbitkan 23 judul buku yang membuatnya fokus pada pengembangan intelektual. Kemudian masuk ke Lembaga Adiministrasi Negara (LAN) pada 2005.

Sekitar di 2011, Mariman diangkat sebagai Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Samarinda. Lalu mulai 2014, Mariman diamanahi sebagai  Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Lembaga Administrasi Negara (Puslatbang KDOD LAN).

Dari keberhasilan kariernya saat ini, Mariman meyakini proses mambangun mimpi itu memang saling terkait. "Kalau saya buat diagram, ada linearitas antara apa yang menjadi habit saya di kampus lalu bagaimana saya bekerja, hingga sekarang jadi peneliti,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement