Senin 13 Apr 2020 01:01 WIB

Wan-Bissaka Sosok Lain di Balik Kebangkitan Man Utd

Sebelum Bruno Fernandes datang, Wan-Bissaka sudah menunjukkan permainan ciamik.

Pemain MU Aaron Wan-Bissaka
Foto: EPA
Pemain MU Aaron Wan-Bissaka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bek sayap Aaron Wan-Bissaka yang berusia 22 tahun dibeli Manchester United (MU) seharga 50 juta pound dari Crystal Palace Juli tahun lalu. Namun, baru pertengahan musim ini ia mengkilap.

Wan-Bissaka adalah salah satu pemain yang turut menjadi faktor perlahan perkasanya lagi MU yang menang 2-0 atas Manchester City dan 5-0 atas LASK dalam Liga Europa. Dua kemenangan itu telah menjadikan 11 pertandingan tak terkalahkan MU sebelum musim ini dihentikan oleh pandemi virus corona.

Nick Wright dari Sky Sports menulis bahwa MU kini akhirnya menemukan kekompakannya lagi di bawah asuhan Si Norwegia Ole Gunnar Solskjaer. Bruno Fernandes yang dibeli seharga 68 juta pound dari Sporting Lisbon dan Odion Ighalo yang dipinjam dari klub China yang juga datang Januari yang baru lewat lalu, telah mempesona penggemar dan pengamat bola di Inggris, tapi bukan dua orang ini saja yang semestinya dianggap sebagai bagian instrumental dalam kebangkitan Iblis Merah belakangan ini.

Karena, kata Nick Wright, Wan-Bissaka juga andil besar dalam kebangkitan itu. Kepiawaian pemain ini dalam bertahan sudah luas dipuji sejak musim pertamanya di Old Trafford.

Mantan pemain United Wes Brown menyebut dia sebagai bek satu lawan satu terbaik di Liga Inggris. Jamie Carragher, mantan bintang Liverpool, mengamini penilaian Brown itu, terutama setelah Wan-Bissaka membuat Raheem Sterling mati kutu saat derbi Manchester bulan lalu.

photo
Ole Gunnar Solskjaer, (kiri) memberikan instruksi kepada Aaron Wan-Bissaka (Mark Kerton/PA via AP)

Namun yang paling menggugah penggemar Iblis Merah dari si bek kanan ini adalah ia juga mulai tajam dalam membantu serangan, bahkan baik bertahan maupun menyerang bisa sama tangguhnya.

Dulu Wan-Bissaka dikritik karena tak cukup membantu serangan. Kini ia malah tidak saja sulit diperdaya lawan saat bertahan, tetapi juga sulit dibendung lawan saat merangsek ke depan membantu serangan.

Ini bisa dilihat saat MU menggebuk Chelsea 2-0 Februari lalu ketika dia mengecoh Willian guna merancang gol Anthony Martial. Ini memang dua assist yang baru ia berikan musim ini, namun ada banyak bukti ia meningkat di sektor lain.

Sejak Manchester United menggasak Newcastle 4-1 pada Boxing Day manakala Wan-Bissaka memperdaya Jetro Willems untuk menyusun skenario gol Marcus Rashford, umpan silang, dribel, dan andilnya dalam menciptakan peluang meningkat signifikan.

Sebelum Bruno Fernandes datang, Wan-Bissaka beberapa kali sudah menunjukkan permainan cemerlang, termasuk saat dikalahkan Liverpool 0-2, kemudian melawan Burnley beberapa hari kemudian.

Kinerjanya makin mengkilap setelah introduksi Bruno Fernades ke Old Traford kurang tiga setengah bulan lalu. Jelas, Fernandes, lewat permainan berkelas dan ketenangannya, langsung mengerek kualitas bermain United. Kehadiran Ighalo si mantan pemain Watford telah mengisi posisi striker murni yang secara alamiah mendambakan suplai bola dari sayap yang sering disediakan oleh Wan-Bissaka yang kerap menusuk jauh ke depan pertahanan lawan.

Duet Fernandes-Ighalo baru bermain bersama selama 139 menit, tetapi kehadiran keduanya menambah kepercayaan diri pemain-pemain United lainnya, termasuk Wan-Bissaka.

Kini Wan-Bissaka percaya diri menggiring bola untuk dia menusuk ke zona berbahaya karena dia tahu peluangnya jauh lebih baik ketimbang masa sebelum Fernandes-Ighalo belum bergabung dengan Iblis Merah.

Dulu, Wan-Bissaka terlihat canggung ketika membantu serangan, tetapi sekarang dia dengan enteng dan percaya dirinya menusuk sama kuat dengan manuvernya saat bertahan, baik merebut bola, menjaga pertahanan, maupun menguasai bola.

Sebenarnya tak terlalu mengejutkan bagi Wan-Bissaka bisa mendapatkan lagi kepercayaan diri sebegitu cepat. Karakternya turut membuat bisa mengkoreksi kekurangan dan itulah yang ia lakukan di Crystal Palace yang semula bermain pada posisi sayap dalam akademi klub itu, tetapi langsung ditarik ke tim senior dengan menempati peran bek sayap yang membuat Wilfried Zaha bebas berkeliaran mengancam gawang lawan. Tugasnya dulu di Palace di bawah asuhan Roy Hodgson adalah memastikan pertahanan tak tertembus lawan.

Wan-Bissaka melanjutkan etos dan kinerja seperti itu di United. Ada harapan terlalu besar kepada dia akibat harganya yang mahal, 50 juta pound, saat didatangkan ke Old Trafford.

Banyak pemain muda yang kesulitan berkembang, tapi tidak pada Wan-Bissaka. Langsung masuk tim inti sejak hari pertama bergabung dengan MU, ia mempertahankan pilihan klubnya itu sampai kini.

Solskjaer berulang kali memuji etos kerja Wan-Bissaka bahwa si pemain itu rendah hati dan pekerja keras yang membuat nilai dirinya sangat besar.

Wan-Bissaka kini disebut-sebut sebagai salah satu faktor di balik meningkatnya permainan kolektif United, tapi sebenarnya dia lebih dari itu.

Bukti belakangan ini menunjukkan bahwa Wan-Bissaka tengah berkembang bek sayap Manchester United yang lengkap yang selalu berusaha memenuhi segala ekspektasi kepadanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement