Senin 13 Apr 2020 01:40 WIB

Pemkot Cirebon akan Data Pendatang di Jalan Raya

Pendataan pendatang di Kota Cirebon untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon memasang temporary wastafel di 10 pasar tradisional di Kota Cirebon, Jumat (20/3). Hal itu untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Foto: Diskominfo Kota Cirebon)
Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon memasang temporary wastafel di 10 pasar tradisional di Kota Cirebon, Jumat (20/3). Hal itu untuk mencegah penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemkot Cirebon akan menggelar operasi pendataan orang yang masuk ke Kota Cirebon di jalan raya. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

‘’(Operasi) bukan untuk pelarangan, hanya untuk melakukan sensus,’’ ujar Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Anwar Sanusi, usai menggelar rapat dengan unsur pemerintahan di Balai Kota Cirebon, Ahad (12/4).

Baca Juga

Sensus atau pendataan itu dilakukan untuk menghimpun data statistik berapa kendaraan maupun orang yang masuk ke Kota Cirebon. Data tersebut nantinya akan disandingkan dengan pendataan yang telah dilakukan oleh RT dan RW yang ada di Kota Cirebon.

‘’Melalui penggabungan data itu, kita lihat nanti kecenderungannya seperti apa,’’ tutur Anwar.

Seluruh unsur camat di Kota Cirebon pun telah diperintahkan untuk melakukan ‘penyekatan’ wilayah di tingkat RT dan RW. Penyekatan tersebut bukan melarang orang datang, tetapi untuk melakukan pemantauan dan pendataan terhadap orang yang baru masuk ke Kota Cirebon.

‘’Hasilnya ternyata efektif,’’ kata Anwar.

Dari hasil pendataan RT dan RW itu terungkap, jumlah pendatang yang masuk ke Kota Cirebon hingga Ahad (12/4) mencapai 487 orang. Pendatang tersebut juga sudah discreening oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon.

Untuk operasi pendataan di jalan raya, Anwar mengakui, hingga saat ini belum ditentukan titik pelaksanaannya. Dia akan melaporkannya terlebih dulu ke wali kota mengenai hasil rapat tersebut.

Namun, Anwar memastikan, pendataan itu tetap akan berkoordinasi dengan TNI dan Polri, dengan leading sektornya Satpol PP Kota Cirebon. Pihaknya pun berterima kasih kepada jajaran Polres Cirebon Kota yang telah melakukan simulasi kontijensi beberapa waktu lalu.

Selain itu, Pemkot Cirebon telah menyiapkan skenario jika penyebaran Covid-19 terjadi secara masif di Kota Cirebon. Hal itu di antaranya dengan menyiapkan sejumlah tempat, selain RSD Gunung Jati yaitu, gedung Pusdiklatpri yang saat ini sedang ditata dan gedung BKKBN yang sudah memiliki 40 tempat tidur.

‘’Tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi,’’ tutur Anwar.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Eddy Sugiarto, menjelaskan, hasil pengawasan yang dilakukan di tingkat RT dan RW merupakan tindakan solutif untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon.

‘’Kekuatan RT dan RW bisa memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 langsung dari sumber utama,’’ kata Eddy.

Eddy menambahkan, dalam waktu dekat, alat tes cepat akan segera tiba di Kota Cirebon. Pemkot Cirebon telah memesan sekitar 5.000 alat tes cepat. Namun, alat tes yang akan tiba pada Senin (13/4) baru sekitar 400 buah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement