Ahad 12 Apr 2020 11:29 WIB

Pemerintah Diminta Tidak Buru-Buru Terbitkan SUN Global

Pemerintah hendaknya mendahulukan SUN domestik berdenominasi rupiah.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pemerintah diminta tidak gegabah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) global. Menurut Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, pemerintah hendaknya mendahulukan SUN domestik berdenominasi Rupiah dengan mengutamakan skema pembelian oleh Bank Indonesia (BI) dalam rangka membiayai defisit fiskal akibat penanganan Covid-19.
Foto: Tim Infografis Republika
Pemerintah diminta tidak gegabah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) global. Menurut Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, pemerintah hendaknya mendahulukan SUN domestik berdenominasi Rupiah dengan mengutamakan skema pembelian oleh Bank Indonesia (BI) dalam rangka membiayai defisit fiskal akibat penanganan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta tidak gegabah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) global. Menurut Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, pemerintah hendaknya mendahulukan SUN domestik berdenominasi Rupiah dengan mengutamakan skema pembelian oleh Bank Indonesia (BI) dalam rangka membiayai defisit fiskal akibat penanganan Covid-19.

"Sentimen pasar keuangan global saat ini masih sangat negatif akibat ketidakpastian yang dipicu oleh pandemi covid-19, yang berarti minat pembeli sangat rendah," kata Direktur Riset CORE, Piter Abdullah melalui siaran pers, Kamis (9/4).

Baca Juga

Piter mengatakan, penerbitan SUN Global di tengah kondisi ini akan memaksa pemerintah meningkatkan insentif berupa bunga kupon yang lebih tinggi dan atau tenor yang sangat panjang. Itu terbukti dengan diterbitkannya SUN global bertenor 50 tahun baru-baru ini. 

Padahal, penerbitan SUN domestik dengan pola pembelian oleh BI memungkinkan pemerintah untuk menetapkan suku bunga atau kupon SUN yang lebih rendah dengan tenor yang wajar. Dengan begitu pemerintah tidak akan dibebani oleh pembayaran bunga SUN yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang. 

Piter meyakini ekspansi moneter yang terjadi melalui pembelian SUN Domestik oleh BI tidak akan mendorong peningkatan inflasi yang berlebihan karena tekanan inflasi di tengah wabah Covid-19 cenderung menurun akibat rendahnya permintaan. 

Meskipun rupiah dalam tekanan pelemahan akibat ketidakpastian pasar keuangan global, pemerintah tidak perlu terburu-buru menambah supply dollar dengan menerbitkan SUN Global. Menurut Piter, posisi Cadangan Devisa saat ini relatif masih cukup besar untuk membiayai intervensi BI dalam rangka stabilisasi nilai tukar. 

Selain Cadangan Devisa, lanjut Piter, BI juga memiliki strategi lainnya berupa fasilitas pinjaman IMF, perjanjian kerjasama swap arrangements dengan beberapa bank sentral, serta yang terakhir fasilitas Repo Line dari The Fed. 

Meskipun penerbitan SUN Global memang dibutuhkan akibat menurunnya ekspor, menurut Pitet, penerbitan SUN Global dapat dilakukan ketika wabah covid-19 sudah mereda dan sentimen pasar mulai pulih. 

"Di tengah kebijakan moneter global yang cenderung menurunkan suku bunga maka penerbitan SUN Global berpotensi mendapatkan permintaan yang tinggi pada bunga kupon yang lebih baik, dengan tenor yang wajar," tutup Piter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement