REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pada 12 April 1945, Presiden ke-32 Amerika Serikat (AS) Franklin Delano Roosevelt (FDR) meninggal dunia. Dia meninggal saat ia masih menjabat sebagai presiden AS diusia 63 tahun. Wakilnya, Harry S. Truman kemudian bertanggung jawab mengggantikan posisinya dalam menghadapi bulan-bulan akhir Perang Dunia II yang masih bergejolak.

Dilansir History, pada malam hari sebelum kematiannya, presiden tiba-tiba mengeluh sakit kepala luar biasa dan kemudian pingsan di tempat peristirahatannya di Warm Springs, Geoergia. Dia dilaporkan mengalami pendarahan otak dan gagal diselamatkan oleh dokter yang berupaya memberikan bantuan darurat.

Roosevelt telah menjadi presiden selama lebih dari 12 tahun, masa jabatan yang lama dari presiden sebelumnya. Dia memimpin negara melalui beberapa krisis domestik dan luar negeri yang paling dalam ke kekalahan Jerman Nazi yang akan datang dan dalam pandangan menyerah Jepang.

Presiden FDR telah memimpin Great Depression (krisis ekonomi parah) dan sebagian besar Perang Dunia II, meninggalkan cap yang tak terhapuskan pada politik Amerika selama beberapa dekade. Dia juga meninggalkan Truman dengan keputusan sulit apakah akan terus berkembang dan, akhirnya, menggunakan bom atom untuk perang.

Yang mengejutkan, FDR telah membuat wakil presidennya dalam kegelapan tentang pengembangan bom. Setelah Roosevelt meninggal, Truman mengetahui Proyek Manhattan.

Ribuan orang Amerika berbaris untuk mengucapkan selamat tinggal pada Roosevelt sementara kendaraan yang membawa peti mati dari Warm Springs ke Washington berjalan dengan kecepatan lambat. Setelah pemakaman kenegaraan, ia dimakamkan di rumah keluarganya di Hyde Park, New York.

Ikuti Whatsapp Channel Republika