Ahad 12 Apr 2020 06:46 WIB

Peneliti Oxford: Vaksin Covid-19 Bisa Dipakai September

Timnya akan memilih satu satu negara dengan tingkat infeksi tinggi.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Salah seorang profesor Universitas Oxford yang saat ini memimpin pencarian vaksin paling maju di Inggris, Sarah Gilbert mengatakan, penelitian yang dilakukan bersama timnya akan membuahkan 80 persen hasil positif pada September 2020 mendatang. Timnya akan memilih satu satu negara dengan tingkat infeksi tinggi.
Foto: Center for Pharmaceutical Research via AP
Salah seorang profesor Universitas Oxford yang saat ini memimpin pencarian vaksin paling maju di Inggris, Sarah Gilbert mengatakan, penelitian yang dilakukan bersama timnya akan membuahkan 80 persen hasil positif pada September 2020 mendatang. Timnya akan memilih satu satu negara dengan tingkat infeksi tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS -- Salah seorang profesor Universitas Oxford yang saat ini memimpin pencarian vaksin paling maju di Inggris, Sarah Gilbert mengatakan, penelitian yang dilakukan bersama timnya akan membuahkan 80 persen hasil positif pada September 2020 mendatang. Timnya akan memilih satu satu negara dengan tingkat infeksi tinggi.

Bulan lalu, ia berharap penelitiannya bisa dikembangkan pada akhir tahun 2020. Akan tetapi sekarang ia telah mengkonfirmasi, bahwa mereka optimistis bisa lebih cepat, seusai diuji coba ke manusia pada dua pekan ke depan.

Baca Juga

Sebelumnya, pemerintahan Inggris telah menyebut akan mendanai pembuatan jutaan dosis vaksin jika vaksin sudah siap digunakan, serta memungkinkan ketersediaannya langsung ke publik setelah dikembangkan. Meski sempat disebut butuh waktu 18 bulan untuk menyempurnakan vaksin, namun rupanya ini bisa berjalan lebih cepat jika dikerjakan secara sempurna. 

Gilbert mengatakan kepada Times, mereka optimistis karena melihat dari langkah-langkah penelitian yang telah mereka jalani. “Ini bukan hanya dugaan dan karena setiap pekan berlalu kita semakin memiliki lebih banyak data untuk dilihat. Saya akan berani berkata, kemungkinannya 80 persen, itu pandangan pribadi saya,” kata Gilbert.

Timnya akan memilih satu dari puluhan negara di dunia, untuk mencoba mengujinya di negara dengan tingkat penularan virus yang tinggi. Ini juga untuk mendapatkan hasil dengan cepat. Di Inggris sulit untuk melakukan pengujian vaksin karena virus menyebar dengan tingkat yang tidak terlalu tinggi.

Timnya sudah dalam diskusi dengan pemerintah mengenai produksi agar tidak perlu penundaan lagi, serta menghindari lonjakan infeksi kedua di musim gugur. “Kami tidak ingin menemukan vaksin sampai akhir tahun. Dan kami tidak perlu fasilitas bangunan baru, cukup gunakan fasilitas yang ada untuk dialihkan sementara,” kata Gilbert.

Di Inggris sejauh ini ada 8.931 kematian akibat virus corona, dan ada lebih dari 65 ribu kasus yang dikonfirmasi. Pejabat Kesehatan Masyarakat Inggris saat ini melaporkan 980 kematian baru per harinya. Tetapi angkanya mungkin bisa lebih karena ini hanya jumlah pasien yang terdata meninggal di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement