Sabtu 11 Apr 2020 18:26 WIB

Gapoktan di Gowa Sukses Lewat Program Kostraling Kementan

Gapoktan Harapan Jaya bisa meningkatkan stok gabah setelah laksanakan Kostraling

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berupaya keras meningkatkan stabilitas pangan khususnya beras dengan meluncurkan program penguatan kelembagaan penggilingan padi dengan nama Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).
Foto: Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berupaya keras meningkatkan stabilitas pangan khususnya beras dengan meluncurkan program penguatan kelembagaan penggilingan padi dengan nama Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Syahrul Yasin Limpo berupaya keras meningkatkan stabilitas pangan khususnya beras dengan meluncurkan program penguatan kelembagaan penggilingan padi dengan nama Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

Dalam upaya mensukseskan kegiatan kostraling, Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memberikan stimulus berupa bantuan alat panen dan pasca panen untuk menekan biaya panen pasca panen serta meningkatkan mutu padi/beras nantinya. Selain itu juga pembinaan usaha serta permodalan dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya disubsidi oleh pemerintah (nasabah membayar 6 persen per tahun) dengan plafon kredit maksimal Rp 500 juta per penerima untuk jenis KUR ritel atau pelaku usaha yang sudah ber badan hukum. 

Gapoktan Harapan Jaya di Desa Kalemandale Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu kelompok tani serta pelaku usaha yang telah melaksanakan program ini sejak pertengahan Maret 2020. 

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Harapan Jaya, Kamarudin Rowa menuturkan setelah mendapatkan fasilitasi kredit dari program KUR yang disalurkan oleh Bank Negara Indonesia, Gapoktan Harapan Jaya mampu melakukan serapan gabah sebanyak 230 ton. Dengan demikian, terjadi peningkatkan stok gabah lebih dari 100 persen dari stok sebelumnya. 

"Kelompok kami melakukan pembelian gabah kering panen di sekitar lokasi usaha dengan harga sedikit lebih tinggi dari pembeli lain serta jika harga berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP, red), maka gabah yang berasal dari anggota kelompok akan dibeli sesuai dengan HPP yang sudah ditetapkan pemerintah." ujar Kamarudin di Gowa, Sabtu (11/4).

Kamarudian mengaku kelompok taninya telah mendapatkan bantuan dari pemerintah mulai tahun 2012 berupa mesin penggilingan dan pengeringan padi. "Saat ini ditunjuk sebagai pengelola alat mesin pertanian untuk wilayah Sekitar kecamatan Bajeng Barat," ujarnya.

Di tempat terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Kementan, Gatut Sumbogodjati menjelaskan selain bantuan KUR, anggota kelompok juga dibantu sarana produksi serta dukungan alat dan mesin pertanian saat akan melakukan kegiatan budidaya padi. Kemudian, setiap akhir tahun anggota kelompok juga akan memperoleh imbal balik semacam hasil usaha dari berbagai kegiatan usaha yang dijalankan bersama, sehingga keterikatan antara Gapoktan dan anggota terus terjalin dan semakin erat.

"Dengan mekanisme timbal balik tersebut, maka Gapoktan dan anggota merasa sama-sama merasa di untungkan dan merupakan cikal bakal dari terbentukya Factory Farming," ungkap Gatut.

Gatut pun menuturkan program Kostraling ini merupakan gagasan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menyerap gabah petani di saat panen raya dengan harga yang wajar. Kegiatan ini didukung dengan KUR dan pemasaran berasnya dengan cara langsung dan kerjasama pasar online.

"Selanjutnya sesuai kebijakan Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, kostraling ini diperkuat dengan sistem aplikasi pelaporan online, dilengkapi sarpras, kelembagaan kuat dan bekerja secara efisien serta mampu menurunkan susut hasil," pungkas Gatut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement