Jumat 10 Apr 2020 19:27 WIB

Jaga Jarak di Ruangan Konferensi Pers Gedung Putih

Gedung Putih terapkan aturan ketat untuk menjaga Donald Trump tidak terpapar corona..

Rep: Darmawan, Rizky Jaramaya/ Red: Mohamad Amin Madani

Presiden Donald Trump berbicara tentang virus corona di Ruang Sidang James Brady di Gedung Putih, Washington, Kamis (9/4) waktu setempat. (FOTO : AP/Andrew Harnik)

Presiden Donald Trump meninggalkan Ruang Sidang James Brady di Gedung Putih, Washington, Kamis (9/4) waktu setempat. (FOTO : AP/Andrew Harnik)

Presiden Donald Trump berbicara tentang virus corona di Ruang Sidang James Brady di Gedung Putih, Washington, Kamis (9/4) waktu setempat. (FOTO : AP/Andrew Harnik)

Anggota media mengantre untuk menjalani tes COVID-19 oleh Unit Medis Gedung Putih sebelum menghadiri konferensi pers dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Kamis (9/4) waktu setempat. (FOTO : AP/Andrew Harnik)

Seorang jurnalis memegang hasil pengujian COVID-19 setelah diperiksa oleh Unit Medis Gedung Putih sebelum menghadiri konferensi pers dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih,Kamis (9/4) waktu setempat. (FOTO : AP/Andrew Harnik)

Wakil Presiden Mike Pence meninggalkan Ruang Briefing James Brady usai konferensi pers di Gedung Putih, Kamis (9/4) waktu setempat. (FOTO : AP/Andrew Harnik)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pandemi corona atau covid-19 memaksa pihak Gedung Putih menerapkan aturan yang ketat, untuk memastikan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pince tidak terpapar virus Corona.

Setiap jurnalis yang akan meliput konferensi pers Donald Trump harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan tes Covid-19. 

Selain pembatasan jumlah jurnalis, juga diterapkan pengaturan jarak lokasi tempat duduk satu sama lainnya di dalam ruangan konferensi pers di Gedung Putih. 

Asosiasi jurnalis Gedung Putih juga meminta semua anggotanya untuk sebisa mungkin bekerja dari jarak jauh atau rumah.

 

Kematian akibat virus corona tipe baru atau Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai hampir menyentuh 16.000 pada Kamis (9/4). Menurut data John Hopkins University, lebih dari 451 ribu orang di seluruh AS telah terinfeksi dengan 15.900 kematian.

 

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement