Jumat 10 Apr 2020 15:42 WIB

AS Gelar Uji Coba Vaksin Covid-19 Kedua

Penelitian Inovio menguji dua dosis vaksin yang bernama INO-48000 pada 40 sukarelawan

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Penelitian vaksin corona, ilustrasi. Peneliti-peneliti Amerika Serikat (AS) kembali menggelar uji coba vaksin virus corona atau Covid-19 untuk kedua kalinya. Tidak seperti uji coba sebelumnya di mana vaksin disuntikan cukup dalam kini suntikan vaksin hanya sedalam kulit.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Penelitian vaksin corona, ilustrasi. Peneliti-peneliti Amerika Serikat (AS) kembali menggelar uji coba vaksin virus corona atau Covid-19 untuk kedua kalinya. Tidak seperti uji coba sebelumnya di mana vaksin disuntikan cukup dalam kini suntikan vaksin hanya sedalam kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peneliti-peneliti Amerika Serikat (AS) kembali menggelar uji coba vaksin virus corona atau Covid-19 untuk kedua kalinya. Tidak seperti uji coba sebelumnya di mana vaksin disuntikan cukup dalam kini suntikan vaksin hanya sedalam kulit.  

Kepada para sukarelawan, peneliti mengatakan suntikan vaksin ini rasanya hanya seperti pemeriksaan kulit biasa. Uji coba ini digelar di Kansas City, Missouri, AS.

Baca Juga

"Ini uji coba yang paling penting yang pernah kami lakukan, masyarakat menggedor pintu untuk menjalani uji coba ini," kata Dr John Ervin dari Pusat Penelitian Farmasi, pada Kamis (9/4).

Penelitian ini menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Inovio Pharmaceuticals. Perusahaan-perusahaan farmasi dan lembaga penelitian di seluruh dunia tengah berusaha mencari vaksin untuk melindungi masyarakat dari virus corona.

Selama satu bulan terakhir Institut Kesehatan Nasional AS yang bermarkas di Seattle telah menguji beberapa kandidat vaksin. Dua pertiga peserta uji coba ini diberi satu dari dua dosis yang disuntikan.

Penelitian Inovio menguji dua dosis vaksin yang bernama INO-48000 kepada 40 sukarelawan yang sehat di laboratorium di Kansas City dan University of Pennsylvania. Saat ini para peneliti Inovio juga tengah bekerja sama dengan peneliti dari China yang juga segera menggelar uji coba yang sama di negeri mereka.

Penelitian awal ini dilakukan untuk mencari tahu apakah vaksin yang diujicoba cukup aman untuk diterapkan ke pengujian dengan peserta yang lebih banyak lagi. Bila uji coba ini berjalan sukses maka diperkirakan butuh waktu satu tahun hingga vaksin dapat disebarkan luaskan.

Berbagai potensi vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia. Diperkirakan proses uji coba membutuhkan waktu beberapa bulan.

"Hal yang bagus untuk memiliki beberapa kandidat," kata kepala lembaga penyakit menular AS, Dr. Anthony Fauci di podcast Journal of the American Medical Association.

Sebagian besar vaksin yang dikembangkan memiliki tujuan saya sama yaitu meningkatkan ikatan protein di permukaan virus dan membantunya menyerang sel manusia. Tapi banyak penelitian melakukan pengujian dengan cara yang berbeda sehingga sangat penting untuk memiliki beberapa opsi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement