Jumat 10 Apr 2020 12:43 WIB

MUI: Harus Ada yang Siap Jadi Imam Tarawih di Rumah

Setiap anggota keluarga harus ada yang bisa menjadi imam tarawih

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis berpose untuk Republika  pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (1/1).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis berpose untuk Republika pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengimbau kepada umat Islam di seluruh Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam pelaksanaan ibadah di rumahnya masing-masing padaRamadhan 1441 Hijriah mendatang. Mengingat, masyarakat Indonesia belum diperbolehkan untuk berkumpul secara massal pada Ramadhan ini.

Salah satu yang harus dipersiapkan, menurut dia, setiap anggota keluarga harus ada yang bisa menjadi imam tarawih di rumahnya masing-masing.

“Kami berharap kita semua memakasimalkan hubungan dalam keluarga. Kita ambil hikmahnya bahwa masing-masing keluarga harus ada yang siap jadi imam, imam shalat berjamaah, imam shalat tarawih, karena kita tidak bisa berkerumun di masjid secara ramai-ramai,” ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika, Jumat (10/4).

Menurut dia, Komisi Dakwah MUI  sedang menyusun panduan untuk umat Islam dalam pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan. Dia berharap, panduan tersebut nantinya bisa bermanfaat bagi umat Islam untuk memaksimalkan ibadahnya di tengah situasi Covid-19.   

“Saat sekarang Komisi Dakwah MUI sedang mempersiapkan Panduan Dakwah Ramadhan atau ibadah Ramadhan di saat mewabahnya Covid-19. InsyaAllah kita segera selesaikan di minggu yang akan datang,” ucap dia.

Selain itu, Kiai Cholil  mengimbau kepada umat Islam untuk tetap menggelar pengajian di bulan Ramadhan. Namun, menurut dia, pengajian tersebut harus dilakukan secara online untuk menghindari penyebaran virus Covid-19.

“Kita tetap melaksanakan pengajian karena sarana online sudah bisa dimaksamalkan oleh kita, sehingga masing-masing kelompok atau masjid yang ada pengajian harus tetap melaksanakan pengajian, tetapi dengan cara online,” kata Kiai Cholil.

Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini menambahkan, untuk menyambut Ramadhan tahun ini, berbagai lembaga amil zakat yang ada di Indonesia juga harus memaksimalkan program-programnya untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.“Infaq, zakat, sedekah, kita juga bisa melakukan ini dengan cara mentransfer dan petugas  amil akat dan infaq bisa mengantarkan kepada orang yang membutuhkan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement