Jumat 10 Apr 2020 10:46 WIB

Solo Darurat Masker Bedah dan Masker N95

Persediaan masker bedah dan masker N95 di Solo semakin menipis

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas medis melakukan pengecekan alat di ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2020). Pemerintah Kota Solo menyiapkan rumah sakit tersebut sebagai tambahan rujukan penanganan Virus Corona atau COVID-19 dengan empat ruang isolasi yang khusus diperuntukan bagi pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP) yang membutuhkan perawatan medis
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Petugas medis melakukan pengecekan alat di ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2020). Pemerintah Kota Solo menyiapkan rumah sakit tersebut sebagai tambahan rujukan penanganan Virus Corona atau COVID-19 dengan empat ruang isolasi yang khusus diperuntukan bagi pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP) yang membutuhkan perawatan medis

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menyatakan persediaan alat perlindungan diri (APD) terutama masker bedah dan masker N95 menipis. Selain pengadaan yang sulit, harga kedua masker tersebut meningkat hingga enam kali lipat.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, DKK selalu memperbaharui data persediaan APD di setiap fasilitas kesehatan (faskes) dan rumah sakit rujukan.

"Kemarin saya mendapat laporan kalau ada salah satu rumah sakit di Solo yang menangani pasien dalam pengawasan (PDP) hanya memiliki stok masker N95 dua buah. Saya langsung menghubungi direkturnya untuk konfirmasi dan saya minta untuk mengambil persediaan," kata Siti kepada wartawan, Kamis (9/4).

Siti menyatakan, masker bedah menjadi standar wajib pada pelayanan faskes tingkat pertama. Sedangkan masker N95 wajib bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien isolasi rawat biasa dan ruang isolasi bertekanan negatif.

Selain masker N95 dan masker bedah, unit APD lain diklaim dalam kondisi aman. Pengadaan APD selain masker bedah dan masker N95 lebih mudah. Selain itu, Pemkot terus menerima bantuan dari masyarakat dan organisasi. Sejumlah APD juga bisa difungsikan kembali, seperti face shield (pelindung wajah), google (kacamata), dan sepatu boots. Sementara itu, hazmat, masker, pelindung rambut, apron, pelindung sepatu, dan sarung tangan hanya sekali pakai.

"Yang kesulitan kita apron, kalau di ruang isolasi harus pakai apron, bagaimana tenaga kesehatan harus dilindungi," imbuhnya.

Menurutnya, kebutuhan APD setiap rumah sakit berbeda-beda setiap harinya. Untuk pasien terkonfirmasi positif Corona, minimal membutuhkan 25 set APD. Sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) atau yang negatif, kebutuhannya lebih kecil.

"Semakin parah dan membutuhkan perawatan maka kebutuhan APD semakin banyak," ungkapnya.

Pemkot menyiapkan APD untuk rumah sakit rujukan lini kedua dan lini ketiga, serta faskes pertama. Beberapa rumah sakit lini ketiga di Solo sudah ada yang merawat ODP dan PDP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement