Jumat 10 Apr 2020 07:11 WIB

PPSB Disarankan Diterapkan di Bodetabek

Sebaiknya hentikan transportasi masuk atau keluar Jabodetabek kecuali hal mendesak.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Penerapan PSBB perlu diikuti juga di wilayah Bodetabek. Suasana penumpang TransJakarta di tengah kebijakan PSBB yang diberlakukan Pemprov DKI Jakarta antara lain dengan membatasi jam operasional dan jumlah penumpang serta mewajibkan semua penumpang untuk menggunakan masker (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penerapan PSBB perlu diikuti juga di wilayah Bodetabek. Suasana penumpang TransJakarta di tengah kebijakan PSBB yang diberlakukan Pemprov DKI Jakarta antara lain dengan membatasi jam operasional dan jumlah penumpang serta mewajibkan semua penumpang untuk menggunakan masker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyarankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PPSB) diberlakukan di wilayah sekitar DKI Jakarta. Tujuannya demi memutus rantai penyebaran corona yang hingga Kamis (9/4) penderitanya mencapai lebih dari tiga ribu orang.

"Setelah Jakarta, tetapkan status PSBB untuk wilayah penyangga ibu kota yakni Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Hentikan transportasi masuk atau keluar Jabodetabek, kecuali untuk keperluan logistik atau hal-hal mendesak lain," kata Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam siaran pers pada Kamis (9/4).

Baca Juga

PSI mengingatkan pentingnya bantuan sosial berupa transfer tunai agar PSBB berjalan efektif. Bantuan itu setidaknya meringankan mereka yang tidak bekerja dan tetap tinggal di rumah. "Kerahkan aparat keamanan TNI dan Polri untuk melakukan penjagaan di fasilitas kesehatan, dan tempat strategis. Jalankan patroli rutin dengan aparatus birokrasi kelurahan, RT, dan RW," imbau Grace.

Di sisi lain, PSI menyayangkan sikap Menteri Kesehatan Terawan yang terkesan meremehkan corona sejak awal. Tiada langkah pencegahan disiapkan hingga akhirnya corona menjangkiti penduduk Tanah Air. PSI melihat minimnya keterbukaan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan corona. "Bagaimana cara kita merespons keadaan? Kita bisa memulai dengan sikap terbuka, mengakui keterbatasan pemerintah. Umumkan segera jumlah alat Tes PCR yang masih dibutuhkan, berapa ventilator yang perlu dibeli, berapa laboratorium yang diperlukan, dan berapa rumah sakit yang perlu ranjang untuk menampung pasien," ujar Grace.

Penerapan PSBB di ibu kota dianggap telat jika melihat banyaknya korban positif. Tapi langkah terlambat ini tetap perlu didukung daripada tidak dilakukan sama sekali. "Waktu terus berjalan. Kita tidak bisa membiarkan keadaan semakin memburuk.  Susun rencana, ambil langkah. Tiap detik berharga dan bisa menyelamatkan nyawa manusia," ucap Grace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement