Kamis 09 Apr 2020 16:29 WIB

AC Tingkatkan Risiko Infeksi Covid-19, Benarkah?

Ruangan tertutup bersirkulasi minim berisiko besar sebarkan virus.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Model memperlihatkan AC
Foto: Darmawan / Republika
Model memperlihatkan AC

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Belakangan air conditioner (AC) disebut meningkatkan risiko penyebaran Covid-19. Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi Universitas Gadjah Mada, Prof Hari Kusnanto Josef mengatakan, sejauh ini belum ada studi soal itu.

Tapi, beberapa studi mengungkapkan virus Corona cenderung stabil terhadap lingkungan suhu udara dingin dan kering. Sedangkan, suhu tinggi dan kelembaban tinggi dapat mengurangi penularan virus Corona.

"Secara teoritis kemungkinan bisa, tapi sampai sekarang belum ada penelitian terkait penularan Covid-19 dari penggunaan AC," kata Hari, Kamis (9/4).

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini menyampaikan, penelitian soal penggunaan AC dan penularan virus baru dilakukan ke SARS. Hasilnya, menunjukkan ada pengaruh penggunaan AC dan penularan SARS.

"Kalau SARS sudah ada penelitiannya, ada penularan dari AC, namun jarang sekali kejadiannya, saat itu di Hotel Metro Hongkong," ujar Hari.

Hari menuturkan, di Wuhan ada keluarga yang diketahui positif Covid-19 makan di sebuah restoran ber-AC. Setelah dilakukan contact tracing ke orang-orang yang saat itu di restoran dan diuji, tidak ditemukan ada penularan Corona.

Baik pengunjung maupun staf-staf restoran dinyatakan negatif Covid-19. Walau belum ada studi terkait AC dan penyebaran Corona, ruang tertutup yang sirkuasi udaranya terbatas dapat meningkatkan resiko penyebaran virus.

Untuk meminimalisasi, dia menyarankan, masyarakat membuka jendela-jendela agar sirkulasi meningkat. Hari menekankan, ruangan tertutup bersirkulasi minim berisiko besar sebarkan virus, terlebih ruangan sempit dan AC hidup terus.

"Karenanya, diusahakan jendela-jendela dibuka, sehingga ada pergantian udara, udara tidak hanya berputar terus," kata Hari.

Dosen Departemen Kedokteran Keluarga dan Kedokteran Komunitas ini menuturkan virus tidak memiliki kemampuan bertahan hidup lama di udara. Rata-rata hanya bertahan 30 menit, tidak seperti di permukaan benda yang mampu berhari-hari.

"Jadi, pakai AC di rumah itu tidak masalah, tidak usah khawatir selama tidak ada keluarga yang positif ataupun melakukan kontak dengan yang terinfeksi Covid-19," ujar Hari.

Menurut Hari, yang terpenting untuk mengurangi penyebaran Covid-19 dengan melakukan physical distancing dengan berdiam diri di rumah. Lalu, rajin mencuci tangan dengan sabun dan gunakan masker jika terpaksa ke luar rumah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement