Rabu 08 Apr 2020 15:52 WIB

Tak Setuju Pemotongan Gaji, Ini Alasan Toni Kroos

Bagi Kross, memberikan bantuan dan memikirkan kelanjutan kompetisi lebih penting.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Gelandang Real Madrid, Toni Kroos.
Foto: EPA/Facundo Arrizabalaga
Gelandang Real Madrid, Toni Kroos.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Gelandang Real Madrid, Toni Kroos, menjadi salah satu pemain yang tak mendukung pemotongan gaji karena krisis akibat virus corona. Di Spanyol, skema ERTE diberlakukan, yaitu perusahaan dapat merumahkan dan memotong gaji karyawan dengan asumsi karyawan tersebut kembali dipekerjakan ketika keadaan normal.

Barcelona dan Atletico Madrid telah melakukan pemotongan gaji. Sedangkan Real Madrid hingga saat ini belum mengikuti langkah kedua klub tersebut, meskipun dapat berubah dalam beberapa waktu ke depan.

"Pengurangan gaji seperti sumbangan sia-sia. Saya mendukung pembayaran gaji penuh dan semua orang melakukan hal-hal yang masuk akal dengan itu,” ujar Kroos dilansir dari Marca, Rabu (8/4).

Mantan pemain Bayern Muenchen itu memang mengakui bahwa saat ini semua orang diminta untuk membantu yang membutuhkan. Namun bagi dia, memotong gaji belum menjadi opsi untuk dilakukan.

Menurut Kroos, memberikan bantuan dan memikirkan kelanjutan kompetisi sangat penting. Pasalnya, jika kompetisi berhenti hingga akhir tahun 2020, maka banyak klub yang tak akan mendapatkan pendapatan. Hal tersebut jelas akan membuat semuanya cemas dan berdampak luas baik kepada klub maupun pada banyak orang.

"Jika, misalnya, sepak bola dimainkan lagi pada bulan Mei, solusi pasti akan ditemukan,” kata Kroos.

Kroos juga mempunyai kekhawatiran apa yang akan dihadapi oleh klub-klub pasca-krisis corona ini. Misalnya apakah klub masih mampu membayar semuanya setelah krisis. "Saya pikir serangkaian masalah akan muncul. Mungkin ini tidak buruk, karena semuanya berada pada tingkat yang ekstrem,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement