Rabu 08 Apr 2020 11:06 WIB

BEI Kedatangan Dua Emiten Baru di Tengah Tekanan Covid-19

Dua emiten itu ialah PT Sejahtera Bintang Abadi Textile dan PT Karya Bersama Anugerah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten baru pada hari ini, Rabu (8/4).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten baru pada hari ini, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten baru pada hari ini, Rabu (8/4). PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) melaksanakan pencatatan perdana saham (listing) di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan akibat Covid-19. 

Direktur Utama SBAT, Jefri Junaedi, mengatakan walaupun ditengah kondisi gejolak pasar modal yang sedang terjadi, perseroan tetap optimis bisnisnya bisa bertumbuh dengan baik. "Kami ingin menjadi perusahaan publik yang terus bertumbuh dengan menerapkan prinsip tata kelola yang sehat," kata Jefri, Rabu (8/4) 

Melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), SBAT melepas sebanyak 425 juta lembar sahamnya dengan harga penawaran Rp 105. Adapun dana segar yang diperoleh melalui aksi korporasi ini yaitu sebesar Rp 44,62 miliar. 

Menurut Jefri, dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan sekitar 78,55 persen untuk kebutuhan belanja modal yaitu penambahan fasilitas produksi berupa pembelian mesin Open End Machine dan Finisher Drawframe serta beberapa mesin lainnya. Sedangkan sisanya sekitar 21,45 persen akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan yaitu membeli bahan baku, biaya pemasaran dan perlengkapan keperluan lainnya. 

Selain SBAT, PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) juga resmi tercatat sebagai emiten baru di BEI pada hari ini. Selama IPO, KBAG  menawarkan sebanyak 30,07 persen saham ke publik dengan harga penawaran sebesar Rp 100 per saham. Sehingga perusahaan real estate ini pun bisa menghimpun dana segar sebesar Rp 215 miliar. 

Menurut Direktur Utama Nicholas Sumasto, dana hasil IPO sebesar Rp 152 miliar akan digunakan untuk pembelian lahan potensial di daerah Balikpapan. "Sisanya digunakan untuk modal kerja penyelesaian proyek yang sedang dibangun," kata Nicholas.

Nicholas mengatakan perusahaannya akan menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Perseroan pun akan membangun produk dan pelayanan yang berkualitas dengan harga terjangkau.

Saat ini Perseroan sedang melakukan pengembangan dan pembangunan aset tanah yang berlokasi di Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah. Perseroan telah merancang dan mengembangkan aset Perseroan tersebut menjadi hunian vertikal dengan konsep Rumah Kota, yang dikenal sebagai Rumah Kota Green Valley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement