Rabu 08 Apr 2020 11:01 WIB

Belajar Online, Ini 5 Langkah Sekolah Prestasi Global Depok

Meski ada wabah Covid-19, belajar-mengajar harus tetap dilakukan sebaik mungkin.

Para siswa Sekolah Prestasi Global Depok melakukan kegiatan belajar secara online.
Foto: Dok Sekolah Prestasi Global
Para siswa Sekolah Prestasi Global Depok melakukan kegiatan belajar secara online.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Wabah Covid-19 atau  Corona yang melanda Indonesia mengharuskan kegiatan belajar-mengajar dilakukan di rumah secara online. Agar kegiatan belajar-mengajar secara online itu bisa berjalan efektif, maka pihak sekolah harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. 

“Terkait  kegiatan belajar secara online atau daring, Sekolah Prestasi Global Depok melakukan lima langkah,” kata Direktur Sekolah Prestasi Global, Ahmad Faisal melalui rilis yang diterima Republika.co.id.

Langkah pertama, kata Faisal, menyiapkan guru. “Seminggu sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara daring, kami memberikan pelatihan/coaching kepada seluruh guru TK dan SD Prestasi Global terkait teknik dan metode mengajar secara daring,” ujarnya.

Langkah kedua, memberikan edukasi dan sosialisasi belajar-mengajar secara daring kepada orang tua siswa. “Kegiatan belajar secara daring sangat memerlukan kerja sama dan dukungan para orang tua dalam menemani anaknya belajar di rumah,” tuturnya.

Langkah ketiga, mengedukasi siswa tentang cara belajar secara online. “Guru mengedukasi siswa  dengan cara menghubungi nomor HP orang tuanya. Kemudian, guru melakukan edukasi kepada siswa tentang cara belajar secara daring yang akan diterapkan oleh sekolah,” paparnya.

Langkah keempat, menyiapkan bahan ajar.  “Satu minggu sebelum Sekolah Prestasi Global menerapkan sistem belajar secara daring, para guru menyiapkan bahan ajar. Termasuk di dalamnya penugasan yang akan diberikan kepada para murid,” tuturnya.

Dalam hal ini, kata Faisal, secara kebetulan Sekolah Prestasi Global  bekerja sama dengan salah satu penerbit buku pelajaran yang melengkapi buku terbitannya dengan QR Code.  “Orang tua dan siswa tinggal membuka QR Code di halaman buku tersebut, lalu muncul materi pelajaran dan tugas yang harus dipelajari dan dikerjakan oleh siswa,” ujarnya.

Langkah ketiga,  menyangkut metode pembelajaran. “Guru sudah memguasai cara mengajar secara daring, orang tua sudah paham, siswa juga sudah paham, bahan ajar sudah tersedia, maka tidak kalah pentingnya adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang tepat juga turut menentukan kesuksesan kegiatan belajar-mengajar secara daring,” katanya.

Terkait metode pembelajaran tersebut,  Faisal menjelaskan, tiap hari Senin guru memberikan tugas pelajaran kepada  siswa melalui orang tua. “Dalam postingan kepada para orang tua, guru menjelaskan tentang materi pelajaran (chapter di buku) dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Kemudian orang tua menyampaikan hal tersebut kepada anaknya, dan ikut mendampingi anaknya belajar,” ujar Faisal.

Ia menambahkan, pada hari Rabu, orang tua mengirimkan hasil belajar anaknya kepada guru. Pada hari Jumat, guru mengeveluasi hasil belajar dan tugas siswa kepada orang tua. “Inilah langkah-langkah yang dilakukan oleh Sekolah Prestasi Global agar kegiatan belajar-mengajar tetap dapat dilakukan secara maksimal di tengah wabah Covid-19 atau Corona yang saat ini  melanda negeri kita,” kata Faisal.

Diakui oleh Faisal, belajar-mengajar secara daring pada awalnya menghadapi sejumlah kendala. Pertama, kesulitan di pihak orang tua. “Selama ini semua kegiatan belajar-mengajar ditangani oleh guru. Sekarang orang tua harus ikut aktif mengajari anak-anaknya. Orang tua harus siap menjawab pertanyaan anaknya. Kalau anak-anak TK dan SD kelas 1 sampai 3, pada umumnya pertanyaanya masih mudah dijawab oleh orang tua. Namun siswa kelas 4 sampai 6, pertanyaan mereka bisa jadi membuat orang tua pusing, karena lebih rumit,” paparnya.

Kendala kedua, terkait perangkat telekomunikasi. Ada beberapa orang tua murid yang HP nya kurang mendukung untuk kegiatan belajar-mengajar secara online. “Tapi yang seperti ini tidak banyak,” tuturnya.

Kendala ketiga, terkait kuota internet. “Kegiatan belajar-mengajar secara daring mengharuskan guru harus aktif menghubungi para orang tua dan mengupload materi pelajaran dan tugas  ke nomor HP orang tua siswa. “Untuk mengatasi hal tersebut, pihak yayasan memberikan jalan keluaruntuk para guru berupa insentif tambahan untuk membeli kuota,” ungkap Faisal.

Intinya, kata Faisal, sekarang ini Indonesia memang sedang dilanda wabah, namun kegiatan bel;ajar-mengajar tetap harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. “Kita harus mengkaji dan mencari jalan keluar dengan segala cara, agar kegiatan belaiar-mengajar tidak banyak terpengaruh oleh wabah Covid-19. Biarpun ada wabah, kegiatan belajar-mengajar harus terus berlanjut semaksimal mungkin. Langkah yan kita tempuh adalah belajar secara daring. Untuk ini, perlu kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua,” paparnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement