Selasa 07 Apr 2020 20:15 WIB

Warga Rohingya yang Tiba di Langkawi tak Terindikasi Covid-1

202 warga Rohingya yang tiba secara ilegal di Langkawi tak tunjukkan gejala Covid-19

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah pengungsi Rohingya beristirahat di tempat penampungan sementara. 202 warga Rohingya yang tiba secara ilegal di Langkawi tak tunjukkan gejala Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AFP
Sejumlah pengungsi Rohingya beristirahat di tempat penampungan sementara. 202 warga Rohingya yang tiba secara ilegal di Langkawi tak tunjukkan gejala Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Tak ada satupun dari sebanyak 202 warga Rohingya yang tiba secara ilegal di Langkawi, Malaysia pada Ahad (5/4) lalu terindikasi infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Seluruhnya dinyatakan bersih setelah rangkaian tes kesehatan dilakukan dan tidak ada gejala yang terlihat dari mereka.

Skrining kesehatan awal dilakukan oleh tim kesehatan Departemen Distrik Langkawi pada Senin (6/4), satu hari setelah warga Rohingya tersebut tiba di pulau yang dikenal sebagai tujuan wisata tersebut. Selama pemeriksaan awal, tidak satu pun dari imigran yang demam ataupun menunjukkan gejala lain dari Covid-19.

Baca Juga

“Saat ini semua 202 imigran berusia antara enam hingga 55 tahun telah berada di bawah tahanan operasi Maritim Malaysia (MMEA),” ujar wakil direktur opersi MMEA, Zulinda Ramly, dalam sebuah pernyataan dilansir The Strait Times, Selasa (7/4).

Warga Rohingya yang tiba di Langkawi terdiri dari 152 pria dan 45 wanita. Dalam rombongan itu ada empat anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Menurut pihak berwenang Malaysia, ada empat orang yang diduga sebagai dalang dari kedatangan warga Rohingya secara ilegal ke Langkawi. Para imigran juga dilaporkan menaiki kapal nelayan asing untuk melarikan diri.

Zulinda mengatakan untuk mengawasi lebih lanjut insiden ini, MMEA Kedah dan Perlis telah memobilisasi aset udara dan lautnya serta akan bekerja dengan lembaga penegak hukum lainnya. Diperkirakan masih ada kapal-kapal asing lainnya yang tiba secara ilegal ke perairan Malaysia dalam waktu dekat.

“MMEA telah memperkirakan bahwa akan ada peningkatan upaya oleh kapal-kapal asing untuk menyerbu perairan negara itu selama periode MCO (perintah kontrol gerakan),” jelas Zulinda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement