Selasa 07 Apr 2020 12:23 WIB

Pengemudi Ojol Jadi Korban Penipuan Terima Santunan

Pengemudi ojol tidak takut virus corona, takutnya kalau anaknya kelaparan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pengemudi ojek online menunggu calon penumpang (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengemudi ojek online menunggu calon penumpang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Seorang pengemudi ojek online (ojol) asal Desa Srowot, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Mulyono (59 tahun) yang menjadi korban penipuan menerima santunan dari sejumlah pejabat.

Santunan yang diberikan di halaman Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Selasa (7/4), diserahkan langsung oleh Kepala Polresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka, Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan, dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie kepada Mulyono.

Sebelum menerima santunan dari tiga pejabat tersebut, Mulyono berkesempatan menceritakan pengalaman pahitnya itu di hadapan anggota Polresta Banyumas dan beberapa pengemudi ojol.

Menurut dia, peristiwa itu berawal dari pertemuannya dengan seseorang di Terminal Bus Bulupitu, Purwokerto, pada Sabtu (4/4) siang. "Saat sedang menunggu penumpang di terminal, saya didatangi seseorang yang meminta diantar ke Solo. Awalnya saya tidak mau karena jarak Purwokerto-Solo sangat jauh," kata dia yang baru empat bulan menjadi pengemudi ojol.

Oleh karena orang itu terus merayu dan menjanjikan uang sebesar Rp 700 ribu setelah mengantarkannya ke Solo, Mulyono akhirnya menerima tawaran itu. Sesampainya di Solo pada Sabtu (4/4) malam WIB, kata Mulyono, orang itu minta berhenti di salah satu masjid untuk melaksanakan ibadah salat.

Akan tetapi setelah lama ditunggu, lanjut dia, orang tersebut justru menghilang tanpa memberikan imbalan sebesar Rp 700 ribu seperti yang dijanjikan. "Dalam perjalanan dari Purwokerto menuju Solo, saya dua kali berhenti untuk mengisi bensin. Namun ketika sampai di Solo dan mampir di masjid, orang itu menghilang," katanya.

Terkait dengan kejadian yang dialaminya, dia mengaku mendapat bantuan dari komunitas ojol Solo maupun Banyumas sehingga bisa pulang meskipun diantar dengan menggunakan mobil ambulans secara estafet.

Saat ditemui usai penyerahan santunan, Mulyono mengaku menerima permintaan untuk mengantar penumpang ke Solo itu karena adanya iming-iming imbalan sebesar Rp 700 ribu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga di saat terjadi wabah Covid-19.

"Saya tidak takut terhadap penyakit yang disebabkan virus corona, takutnya kalau anak saya kelaparan. Namun saya tetap waspada terhadap penyakit itu," kata dia yang memiliki tiga anak, dua di antaranya masih menjadi tanggungannya.

Dia mengaku bersyukur karena kejadian tersebut dialami setelah bergabung dengan ojol sehingga kepulangannya dari Solo dibantu oleh komunitas pengemudi ojol. "Mungkin kalau saya masih jadi opang, tidak mendapat bantuan seperti kemarin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement