Selasa 07 Apr 2020 09:02 WIB

Gagal Duduki Wagub, Bukti Kegagalan Safari PKS

PKS terbukti tidak berhasil melakukan komunikasi politik dengan partai lain.

Rep: Ali Mansur/ Red: Indira Rezkisari
Petugas menghitung suara pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan calon dari Partai Gerindra Ahmad Riza Patria dan calon dari PKS Nurmansyah di Gedung DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pada pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta sisa masa jabatan 2017-2022 oleh DPRD DKI Jakarta, politisi Gerindra Ahmad Riza Patria memperoleh 81 suara sedangkan politisi PKS Nurmansyah memperoleh 17 suara sedangkan dua suara tidak sah
Foto: ANTARA/Humas DPRD DKI Jakarta
Petugas menghitung suara pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan calon dari Partai Gerindra Ahmad Riza Patria dan calon dari PKS Nurmansyah di Gedung DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pada pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta sisa masa jabatan 2017-2022 oleh DPRD DKI Jakarta, politisi Gerindra Ahmad Riza Patria memperoleh 81 suara sedangkan politisi PKS Nurmansyah memperoleh 17 suara sedangkan dua suara tidak sah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gagal menduduki kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk sisa masa jabatan 2017-2022. Politikus PKS Nurmansjah Lubis kalah pemungutan suara dengan elit Partai Gerindra Ahmad Riza Patria dalam pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno, Senin (6/4).

Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurahman, menilai pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut membuka tabir kualitas kualitas atau kekuatan komunikasi antara PKS dan parpol lainnya. "Ini bisa menjadi bukti rangkaian safari kunjungan ke DPP partai lain jelas tidak membuahkan hasil maksimal," ujar Ade Irfan, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (7/4).

Baca Juga

Sebab, menurut Ade Irfan, jika dilihat dari suara 17 itu kemungkinan hanya penuh suara PKS 16 kursi dan penambahan satu suara dari partai lain. Maka, lanjutnya, ini juga peringatan untuk selanjutnya agar PKS lebih serius mengajukan calon untuk maju di eksekutif. Tentunya, tokoh yang maju perlu benar-benar piawai dan berpengalaman.

"Harusnya bila tokoh seperti Ahmad Syaikhu (berpengalaman jadi Wakil Wali Kota Bekasi) didorong serius untuk maju, mungkin situasi akan lain," jelas dosen komunikasi politik Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang itu.

Sebelumnya, lebih dari satu tahun kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta kosong tak bertuan, setelah Sandiaga Uno mengundurkan diri untuk maju sebagai calon Wakil Presiden di pemilihan presiden (pilpres) 2019. Awalnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pernah menjanjikan kursi Wagub DKI Jakarta kepada PKS. Itu setelah PKS merelakan posisi Cawapres ke Sandiaga Uno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement