Senin 06 Apr 2020 16:55 WIB

Erick Thohir Sebut Program Kendaraan Listrik Jalan Terus

Indonesia dorong kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Petugas membatu pengemudi taxi melakukan pengisian daya pada mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Kantor PLN Disjaya, Gambir, Jakarta, Selasa (28/1).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membatu pengemudi taxi melakukan pengisian daya pada mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Kantor PLN Disjaya, Gambir, Jakarta, Selasa (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku telah bicara mengenai kerja sama program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle) dengan LG. Hal ini dia sampaikan di sela-sela penerimaan bantuan 50 polymerase chain reaction (PCR) diagnostic test kit dari empat perusahaan di bawah naungan LG di Jakarta, Senin (6/4).

"Saya ucapkan terima kasih kepada LG atas bantuannya, tadi juga baru saja bicara (tentang) EV battery dengan LG. Mudah-mudahan ini jadi mitra yang baik antara Indonesia dan Korea," ujar Erick bersama Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat menerima bantuan PCR dari LG di Jakarta, Senin (6/4).

Baca Juga

Erick menyampaikan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai merupakan arahan dari Presiden Jokowi lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Perpres ini diterbitkan untuk mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan.

Erick mengaku terus menindaklanjuti hasil kunjungan presiden saat membahas hal ini di Korea Selatan. Ia memastikan sejumlah proyek strategis akan terus berjalan.

Sementara, sejumlah proyek lain akan mengalami penundaan sementara waktu akibat pandemi corona. Hal ini merupakan hasil dari kajian pemetaan yang dilakukan Kementerian BUMN.

"Nah (program) baterai ini proyek jangka panjang yang salah satunya kalau kita bangun empat tahun lagi bisa jadi kenyataan, apakah EV (Electric Vehicle) akan ditunda? Nggak, ini akan jalan terus karena ini sesuatu yang baru dan kita tidak mau ketinggalan dengan negara tetangga," ucap Erick.

Kendati begitu, Erick belum dapat memaparkan lebih detail mengenai implementasi kerja sama dengan Korsel. Kata Erick, kerja sama ini juga memerlukan dukungan dari proses perizinan oleh BKPM.

"Nanti mungkin detailnya (disampaikan), kalau tim sudah siap," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement