Senin 06 Apr 2020 13:51 WIB

Warga India Nyalakan Lilin Tanda Lawan Virus Corona

Jutaan orang India mematikan lampu dan menerangi balkon dan tangga dengan lilin

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Jutaan orang India mematikan lampu dan menerangi balkon dan tangga dengan lampu kecil, lilin, dan lampu senter pada Ahad (5/4).
Foto: Rajat Gupta/EPA
Jutaan orang India mematikan lampu dan menerangi balkon dan tangga dengan lampu kecil, lilin, dan lampu senter pada Ahad (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Jutaan orang India mematikan lampu dan menerangi balkon dan tangga dengan lampu kecil, lilin, dan lampu senter pada Ahad (5/4). Gerakan serempak ini merupakan tanggapan atas permohonan Perdana Menteri Narendra Modi untuk menantang kegelapan yang disebarkan oleh krisis virus corona.

Modi meminta semua warga untuk mematikan lampu selama sembilan menit pada pukul 21.00 waktu setempat pada Ahad. Mereka diminta untuk menyalakan lampu kecil dan lilin untuk menunjukkan solidaritas.

Baca Juga

Panggilan gerakan simbolik dari Modi disambut dengan respons besar oleh warga India. Banyak orang menyalakan balkon mereka dengan cahaya kecil di tengah kegelapan. Sedangkan beberapa orang memilih menyalakan petasan, memainkan alat musik, dan menyanyikan lagu-lagu patriotik.

Atas gerakan serempak dari warga, data Grid menunjukkan konsumsi daya nasional India turun lebih dari seperempat dalam hitungan menit. Langkah kecil ini membawa arus deras dalam solidaritas.

India telah menetapkan lockdown sejak 25 Maret hingga 14 April. Keputusan tersebut kemungkinan akan diperpanjang di beberapa bagian India yang memiliki kasus-kasus baru terdeteksi. Dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap hari, India membatasi ekspor sebagian besar alat tes diagnostik. Saat ini melaporkan peningkatan infeksi menjadi 3.577, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 83.

Pemerintah dalam beberapa pekan terakhir telah melarang ekspor obat-obatan tertentu, bersama dengan ventilator, masker, dan alat pelindung lainnya yang dibutuhkan oleh pasien dan staf medis. Langkah itu datang ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Modi dalam panggilan telepon untuk melepaskan pasokan obat anti-malaria hydroxychloroquine, yang sedang diuji sebagai pengobatan yang mungkin digunakan pasien Covid-19.

"Kedua pemimpin sepakat untuk tetap berhubungan dengan masalah rantai pasokan global untuk obat-obatan kritis dan pasokan medis dan untuk memastikan mereka terus berfungsi semulus mungkin selama krisis kesehatan global," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere pada Sabtu (4/4).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement