Ahad 05 Apr 2020 16:18 WIB

Warga Jakarta Fokus Jaga Wilayah Lewat Pengukuran Suhu Tubuh

Program 10 Rumah Aman telah berjalan selama dua pekan.

Petugas memeriksa suhu tubuh warga yang melintas di Jalan Bintara Raya, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/4/2020). Pemerintah Kota (Pemkot) menjaga ketat pergerakan masyarakat yang akan masuk ke Kota Bekasi dengan memeriksa suhu tubuh di wilayah perbatasan guna mencegah dan memutus penyebaran pandemi COVID-19
Foto: ANTARA FOTO
Petugas memeriksa suhu tubuh warga yang melintas di Jalan Bintara Raya, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/4/2020). Pemerintah Kota (Pemkot) menjaga ketat pergerakan masyarakat yang akan masuk ke Kota Bekasi dengan memeriksa suhu tubuh di wilayah perbatasan guna mencegah dan memutus penyebaran pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengukuran suhu tubuh menjadi aktivitas rutin yang dinantikan warga Jakarta setiap hari. Informasi kepastian suhu tubuh tersebut jadi indikasi dan jaminan wilayahnya tetap bersih dari Covid-19. 

Menjadi episentrum pandemi Covid-19 di Indonesia, kepstian suhu tubuh warga Jakarta jadi informasi vital. Mengacu informasi corona.jakarta.go.id pada Sabtu (4/4) pukul 12.19 WIB, infeksi Covid-19 sudah berada di angka 1.071 kasus. Adapun pasien yang sembuh ada 58 orang, lalu meninggal 98 orang. Ada juga 696 nama yang menjalani perawatan, termasuk isolasi mandiri 219 orang.

Pemerintah selama dua pekan ini telah menjalankan program Dasa Wisma program 10 Rumah Aman yang salah satunya memberikan pelayanan pengukuran suhu tubuh.

“Sudah berjalan sekitar dua pekan, warga masih menunggu update pengukuran suhu tubuh setiap hari. Mereka ingin memastikan keluarga dan lingkungan di sekitarnya masih bebas dari Covid-19. Sebaran kasus Covid-19 di Jakarta memang tinggi, tapi kami tetap fokus menjaga wilayah masing-masing,” kata Ketua RT 008/RW 04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin, dalam siaran persnya, Ahad (5/4).

Warga Jakarta selalu memastikan suhu tubuh mereka di bawah 37,5 derajat celsius. Suhu tubuh tersebut menjadi ambang batas indikasi gejala infeksi Covid-19. Indikasi lain, munculnya radang tenggorokan, batuk, hingga sesak nafas dengan durasi dua hari atau lebih. Zainal menambahkan, warganya memberikan apresiasi atas digulirkannya program 10 Rumah Aman lengkap dengan aktivis Dasa Wismanya.

“Kami secara bergotong royong mewaspadai indikasi munculnya Covid-19. Secara umum kami senang karena pemerintah selalu hadir di tengah-tengah warga. Program 10 Rumah Aman dan aktivis Dasa Wisma menjadi sesuatu yang luar biasa. Kami langsung mendapatkan informasi akurat terkait Covid-19 di lingkungan terdekat. Wajar saja apabila warga selalu menunggu kehadiran mereka,” lanjut Zainal.

Terus memberikan informasi penting, para aktivis Dasa Wisma setiap hari berkeliling mengukur suhu tubuh warga. Mereka berjalan dari satu rumah ke rumah setiap dari pagi setiap harinya. Memberikan jaminan keselamatan, mereka dibekali alat pelindung diri. Bentuknya, masker dan sarung tangan. Para aktivis Dasa Wisma ini juga selalu rutin mencuci tangan dan disinfektan.

“Warga kami juga selalu menunggu para aktivis Dasa Wisma datang untuk mengukur suhu tubuh. Para warga biasanya langsung berdiri di pintu rumah masing-masing begitu para aktivis ini datang. Selain memakai Whats Up Group, warga juga memberitahukannya secara langsung,” ungkap Yana selaku Ketua RT 10/RW 03 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Pertemuan dengan para aktivis Dasa Wisma pun digunakan warga untuk menggali beragam informasi terkait Covid-19 di lingkungan Rukun Tetangga (RT) mereka. Apalagi, warga saat ini menjalani aktivitas social distancing. Yana memaparkan, RT 10/RW 03 Pondok Labu membutuhkan bantuan logitisk berupa alat pelindung diri.

“Sejauh ini wilayah kami negatif Covid-19. Hal ini bisa langsung diketahui warga setelah pengukuran suhu tubuh selesai. Para aktivis Dasa Wisma akan memberikan hasil pengukuran suhu tubuh kepada para warga bersangkutan. Lebih lanjut, kami berharap adanya bantuan lebih banyak logistik berupa masker dan sarung tangan. Kami juga butuh vitamin bagi para aktivis Dasa Wisma ini,” papar Yana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement