Ahad 05 Apr 2020 12:28 WIB

Perempuan 74 Tahun Warga Ambon Positif Corona

Pasien saat ini menjalani isolasi di Rumah Sakit Tentara dr Latumeten.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas menjenguk pasien positif corona yang diisolasi di rumah sakit (ilustrasi).
Foto: AJI STYAWAN/ANTARA FOTO
Petugas menjenguk pasien positif corona yang diisolasi di rumah sakit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Seorang warga lanjut usia (lansia) di Kota Ambon, Provinsi Maluku dinyatakan positif terpapar virus corona atau Covid-19, setelah menjalani pemeriksaan cepat menggunakan rapid diagnostic test (RDT) test kit.

Ketua Harian Gugus Tugas Pencepatan Penanganan Covid-19 Maluku, Kasrul Selang di Ambon, Sabtu (4/4), membenarkan hasil pemeriksaan cepat menunjukkan lansia berjenis kelamin perempuan tersebut positif terpapar virus Covid-19. "Hasil pemeriksaan cepat menggunakan RDT menunjukkan pasien lansia berusia 74 tahun tersebut positif terkena Covid-19. Saat ini pasiennya tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Tentara (RST) dr Latumeten Ambon," ujar Kasrul.

Karul yang baru selesai melakukan pertemuan dengan sejumlah dokter ahli penyakit dalam untuk membahas berbagai kemungkinan penyebaran penyakit tersebut, membenarkan bahwa pasien lansia tersebut memiliki riwayat sebagai pelaku perjalanan. "Pasiennya memiliki riwayat perjalanan dari Makassar dan baru tiba di Kota Ambon pada 14 Maret 2020, selanjutnya menjalani karantina mandiri selama 14 hari di rumahnya," ujar Kasrul.

Selama masa karantina mandiri 14 hari, tidak terlihat gejala lansia tersebut terpapar Covid-19, bahkan saat dibawa ke dokter praktek pada 30 Maret, tidak ada gejalan seperti panas tinggi disertai demam maupun batuk dan flu. "Saat dibawa ke dokter praktek oma tersebut hanya mengeluh lemas dan tidak disertai gejala seperti Covid-19, setelah diberi obat oleh dokter ternyata dalam beberapa hari, kondisnya tidak pulih sehingga dibawa untuk diperiksa kembali," kata Kasrul.

Saat itu dokter praktk langsung merujuknya ke RSUD dr. Haulussy Kudamati, tetapi oleh keluarga diminta di RST saja, karena pasien sudah terbiasa berobat di rumah sakit tersebut jika sedang sakit. Pasien oleh dokter ahli paru-paru kemudian melakukan rontgen terhadap pasien, dan ditemukan pembentukan antibodi di dalam paru-paru lansia tersebut. "Setelah ditemukan antibodi, maka dokter menyarankan melakukan pemeriksaan menggunakan RDT dan hasilnya positif," katanya.

Namun, Kasrul menandaskan, hasil tes cepat tersebut belum bisa dijadikan acuan atau bahan laporan, karena masih menunggu hasil uji sampel swap milik pasien lansia tersebut. "Sampelnya sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan (Labkes) Pemprov DKI pada Jumat (3/4). Mudah-mudahan dalam sehari-dua sudah ada hasilnya," ujarnya.

Saat ini pasien tersebut sedang menjalani isolasi di RST dan ditangani oleh tim medis selayaknya sebagai pasien yang terpapar virus pandemi tersebut. "Kondisi kesehatannya masih stabil dan tidak menunjukkan gejala terkena Covid-19. Ia diisolasi dan dilayani dengan protokol standar sebagai seorang pasien terinfeksi virus tersebut," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meikyal Pontoh membenarkan hasil pemeriksaan cepat dengan RDT belum bisa dijadikan acuan memutuskan seseorang terpapar virus tersebut. "Keakuratan tes cepat dengan RDT hanya sekitar 80 persen, karena itu harus menunggu hasil uji swap yang keakuratannya di atas 92 persen," katanya.

Meikyal yang juga juru bicara Gugus Tugas Pencepatan Penanganan Covid-19 Maluku membenarkan pemeriksaan dengan RDT melalui darah hanya untuk mengetahui antibodi dalam tubuh seseorang yang diduga terpapar virus tersebut. "Antibodi yang ditemukan dalam tubuh bisa diartikan pasien telah terpapar virus Covid-19, tetapi kami masih menunggu hasil uji swap. Bisa saja hasil RDT adalah positif palsu atau sebaliknya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement