Ahad 05 Apr 2020 11:17 WIB

Sepak Bola Nikaragua tak Berhenti, Namun Pemain Takut Virus

Liga Nikaragua jadi salah satu dari empat liga di dunia yang bertahan dari corona.

Ilustrasi sepak bola. Sepak bola di Nikaragua sedang menikmati lonjakan popularitas sebagai salah satu dari sedikit liga nasional yang pertandingannya tidak dihentikan akibat pandemi corona.
Foto: EPA/MORELL
Ilustrasi sepak bola. Sepak bola di Nikaragua sedang menikmati lonjakan popularitas sebagai salah satu dari sedikit liga nasional yang pertandingannya tidak dihentikan akibat pandemi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepak bola di Nikaragua sedang menikmati lonjakan popularitas sebagai salah satu dari sedikit liga nasional yang pertandingannya tidak dihentikan akibat pandemi corona. Namun, para pemain yang beraksi di sana khawatir dengan penyebaran virus corona dan menyatakan ketakutan itu telah mengubah cara bermain.

"Kami berusaha untuk menghindari menyentuh pemain lain," kata kiper Deportivo Las Sabanas Carlos Mosquera kepada Reuters, Ahad (5/4). "Sepak bola telah berubah karena Anda tidak masuk untuk bola 50-50 dengan intensitas yang sama. Ketakutan akan apa yang sedang terjadi di dunia selalu ada. Secara mental, Anda tidak fokus pada pertandingan, Anda selalu memikirkan bahwa lawan mungkin punya penyakit."

Primera Liga de Nicaragua adalah salah dari hanya empat liga yang diyakini tetap bertahan dari lockdown virus corona, bersama dengan Belarusoa, Burundi, dan Tajikistan. Pertandingan di negara Amerika Tengah itu dimainkan tanpa penonton namun disiarkan secara lokal melalui televisi atau langsung pada Facebook.

Penolakan untuk berhenti telah menarik perhatian dunia ke sepak bola di negara yang sudah lama lebih suka bisbol itu, olahraga yang juga menolak lockdown di Nikaragua.

Sekretaris jenderal Federasi Sepak Bola Nicaragua, Jose Maria Bermudez, mengatakan, penonton dari seluruh dunia sekarang menyaksikan pertandingan tersebut dan bertaruh untuk mereka.

"Kami bisa mengetahui dari monitoring hal-hal ini bahwa lebih banyak orang memberi perhatian, terutama pada situs-situs taruhan," kata Bermudez. "Ini tidak ada pengaruhnya pada kami secara finansial, tapi kami bisa melihat bahwa orang-orang mengikuti kami karena kami salah satu dari sedikit negara yang sepak bola-nya masih berlangsung."

Bermudez juga mengatakan ketika siaran langsung olahraga hampir seluruhnya absen dari layar televisi dunia, sedikitnya satu perusahaan asing telah menghubungi pemegang hak lokal, Canal 6 yang dikelola pemerintah, meminta untuk menyiarkan langsung pertandingan di Nikaragua. Itu bisa menghasilkan rezeki nomplok bagi liga yang kurang terkenal itu.

Bermudez menegaskan bahwa ke-10 tim dalam liga belum memutuskan untuk menyelesaikan musim dan tetap bermain selama situasi memungkinkan. Terdapat lima pertandingan musim reguler yang belum dimainkan sebelum empat tim teratas maju ke semifinal dan putaran terakhir playoff yang diperkirakan akan dimulai pada akhir April. Ia menunjukkan bahwa Nikaragua telah mencatat beberapa kasus virus corona baru dan sejauh ini tidak ada yang meninggal.

Para pemain mengatakan, mereka tidak diajak berkonsultasi mengenai keputusan untuk terus bermain, yang diambil setelah pertemuan antara liga dengan pemilik klub, yang banyak di antara mereka mendapat dukungan finansial dari pemerintah otoriter Nikaragua, Presiden Daniel Ortega.

Ortega telah menegaskan Nikaragua mengambil pendekatan paling masuk akal untuk menangani pandemi. Para kritikus mengatakan, Ortega ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kehidupan di Nikaragua berlangsung seperti biasa.

Pemain di klub Deportivo Las Sabanas mengatakan bahwa mereka perlu terus bermain untuk mendukung keluarga. Ia dengan setengah bercanda mengatakan minat yang baru ditemukan dalam sepak bola Nikaragua bisa menbantu mereka memperoleh transfer ke klub yang lebih besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement