Sabtu 04 Apr 2020 18:26 WIB

Haedar Nashir: Pasien Meninggal Covid-19 adalah Saudara

Pasien yang meninggal akibat Covid-19 berhak dimakamkan di negerinya sendiri.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Foto: Dokumen.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan pasien yang meninggal akibat virus corona baru atau Covid-19 adalah saudara yang harus diperlakukan dengan penghormatan yang baik. Mereka berhak dimakamkan di mana pun di negerinya sendiri.

"Bumi ini di mana pun merupakan milik Allah untuk kepentingan bersama umat manusia. Jenazah korban Corona yang bahkan karena darurat kesehatan dimakamkan secara terbatas tanpa diantar keluarga dan kerabat, mereka layak diperlakukan dengan mulia," tuturnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/4).

Baca Juga

Haedar menjelaskan, menurut Tarjih Muhammadiyah, pasien Covid-19 meninggal dunia yang sebelumnya telah berikhtiar dengan penuh keimanan untuk mencegah atau mengobatinya mendapat pahala seperti pahala orang mati syahid. Dalam hadits riwayat Bukhari dari jalur Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

"Orang syahid itu ada lima: Orang terkena wabah penyakit; orang mati karena sakit di dalam perutnya; orang tenggelam; orang tertimpa reruntuhan bangunan; dan orang syahid di jalan Allah (mati dalam perang di jalan Allah)."

Haedar melanjutkan, jika pemerintah dan para pihak telah menetapkan kuburan bagi jenazah Covid-19 sesuai protokol maka tidak sebaiknya warga masyarakat menolak penguburan. Apalagi sampai meminta jenazah yang sudah dimakamkan dibongkar kembali dan dipindahkan. 

Itu tidak mencerminkan umat beragama dan warga bangsa yang cinta sesama. "Mereka yang terkena positif Covid-19 juga harus disikapi dengan baik. Jika dikarantina di satu lokasi atau menempuh karantina sendiri di kediamannya jangan ditolak warga. Aparat setempat agar dengan bijak memahamkan warga dan jangan ada yang ikut-ikutan menolak," kata dia.

Semua pihak, ujar Haedar, diminta berkorban dan menunjukkan keluhuran sikap kemanusiaan dan kebersamaan. Warga yang menolak pun perlu diberi pemahaman sebab mereka mungkin terlalu panik dan belum mengerti. Peran tokoh dan pemuka agama setempat juga sangat penting.

Haedar berharap setelah diberi pemahaman akan berubah. Saat ini tunjukkan masyarakat Indonesia benar-benar berjiwa sosial, gotong-royong, dan relijius terhadap sesama. Apalagi kepada korban Covid-19 yang meninggal dan keluarganya, semestinya semua berempati dan membantunya.

"Sikap berlebihan justru tidak menunjukkan keluhuran budi dan solidaritas sosial yang selama ini jadi kebanggaan bangsa Indonesia. Saatnya bangsa Indonesia bersatu lawan Corona," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement