Sabtu 04 Apr 2020 12:12 WIB

Atasi Dampak Ekonomi, IMF Sarankan Indonesia Lakukan Ini

Indonesia disarankan melakukan penambahan likuiditas dolar AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyarankan Indonesia dapat melakukan penambahan likuiditas dolar AS.
Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyarankan Indonesia dapat melakukan penambahan likuiditas dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus corona atau Covid-19 pada akhirnya berdampak kepada sektor ekonomi. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyarankan Indonesia dapat melakukan penambahan likuiditas dolar AS.

“Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa penambahan likuiditas dolar AS adalah hal yang perlu diperjuangkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia,” kata Kristalina di kantor pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jenewa, Swiss, Sabtu (4/4).

Baca Juga

Untuk itu, Krsitalina memastikan IMF sangat mendukung jika Federal Reserve di Amerika Serikat melakukan lebih banyak upaya lagi. Salah satunya dengan menawarkan jalur swap ke bank-bank di ekonomi pasar berkembang.

Sementara IMF, Krsitalina memastikan juga sudah sangat menerima banyak dorongan untuk untuk melakukan upaya tertentu. “Apakah kami dapat menawarkan lebih banyak dalam hal instrumen yang sesuai untuk ekonomi pasar berkembang dan mengatasi masalah likuiditas,” jelas Krsitalina.

Dia memastikan dewan yang ada di IMF akan meninjau proposal dalam beberapa hari ke depan untuk menciptakan garis likuiditas jangka pendek. Khususnya likuiditas yang tepat ditargetkan untuk negara-negara dengan fundamental ekonomi yang kuat dan mengalami kendala likuiditas jangka pendek.

Krsitalina mengakui sangat terkesan melihat seberapa besar perhatian Indonesia terhadap masalah perlindungan perusahaan. “Terutama untuk usaha kecil dan menengah pada periode ini. Ini dipikirkan dengan sangat baik melalui ukuran fiskal yang ditargetkan,” tutur Krsitalina. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement