Sabtu 04 Apr 2020 11:10 WIB

Singapura Tutup Sekolah dan Tempat Kerja

Penutupan sekolah dan tempat kerja membuat warga memborong kebutuhan pokok.

Orang-orang berjalan melintasi Causeway dari Malaysia menuju Woodlands Checkpoint tak lama sebelum pukul 22:00 di Singapura 17 Maret 2020 (dikeluarkan 18 Maret 2020).
Foto: THE STRAITS TIMES/SPH
Orang-orang berjalan melintasi Causeway dari Malaysia menuju Woodlands Checkpoint tak lama sebelum pukul 22:00 di Singapura 17 Maret 2020 (dikeluarkan 18 Maret 2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemerintah Singapura akan menutup sekolah dan sebagian besar tempat kerja selama sebulan sebagai bagian dari langkah yang lebih ketat untuk mencegah lonjakan infeksi virus corona. Pengumuman tersebut memicu masyarakat untuk memburu kebutuhan pokok.

Singapura mendapat pujian internasional atas perjuangannya selama dua bulan melawan virus, yang menginfeksi lebih dari 1 juta orang secara global. Negara ini menghindari langkah karantina wilayah yang hampir dilakukan di seluruh dunia.

Baca Juga

Namun otoritas mengatakan rekor lonjakan infeksi baru pekan ini menunjukkan perlunya prosedur yang lebih tegas. Diketahui, total infeksi Covid-19 di Singapura menjadi 1.114 kasus.

Para ahli menyebutkan pengabaian dalam pencegahan virus yang menuai pujian menggarisbawahi tantangan untuk mengekang pandemi seluruh dunia. "Kami telah memutuskan bahwa alih-alih melakukan pengetatan secara bertahap selama beberapa pekan mendatang, kini kami akan mengambil langkah tegas guna mencegah peningkatan infeksi," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui pidatonya.

Terlihat antrean panjang di depan toko-toko di seluruh wilayah dan warga memborong barang belanjaan meski pihak berwenang mengatakan pusat perbelanjaan akan tetap beroperasi. "Saya bergegas ke sini sejam yang lalu karena kawan saya mengirim pesan tentang karantina wilayah. Bahkan sekarang di toko ini, sejumlah rak sudah kosong," kata Kim Melissa (57).

Ia menambahkan bahwa ia juga baru saja kehilangan pekerjaannya di restoran. "Jika tidak ada pekerjaan dan juga makanan, itu menyedihkan sekali."

Perdana Menteri mengatakan pemerintah pekan depan akan mengumumkan bantuan lebih bagi rumah tangga dan usaha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement