Tiga Peristiwa Bersejarah pada Bulan Ramadhan

Red: A.Syalaby

Sabtu 04 Apr 2020 06:50 WIB

Gua Hira menjadi pilihan jamaah haji dari berbagai dunia di Kota Mekkah menjelang pelaksanaan wukuf di Arafah. Foto: Mast Irham/EPA Gua Hira menjadi pilihan jamaah haji dari berbagai dunia di Kota Mekkah menjelang pelaksanaan wukuf di Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID, Ramadhan tidak hanya menjadi bulan penuh keberkahan, tetapi juga menjadi momentum bersejarah bagi umat Muslim seluruh dunia. Pasalnya, pada bulan ini terjadi tiga peristiwa besar, yakni diturunkannya Alquran atau diperingati sebagai Nuzulul Quran, terjadinya Perang Badar, dan penaklukan Kota Makkah atau biasa disebut Fathu Makkah. 

Saat mencapai usia 40 tahun, tepatnya pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira. Pakar astronomi Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi.

Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di Gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyu’ di sana selama beberapa hari, bahkan berbulan-bulan. Di tengah-tengah peribadatannya di Gua Hira, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril yang berkata, “Bergembiralah wahai, Muhammad. Aku Jibril dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” ucapnya. 

Pada hari itu turunlah wahyu pertama, yakni surat al-Alaq ayat 1-5 yang diturunkan Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa itu hingga kini diperingati sebagai hari Nuzulul Quran. 

Peristiwa bersejarah kedua adalah Perang Badar. Perang yang disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda karena menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim untuk menghadapi 950 pasukan non-Muslim. 

 

photo
Peta Jazirah Arab. - (Ed.helen.org)

Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil mengalahkan pasukan kafir. Dari pasukan Muslim, sebanyak 14 orang syahid. Sementara itu, dari pasukan kafir yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang. Salah satunya adalah Abu Jahal.

Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan umat Muslim yang gugur, demikian kaum kafir yang terbunuh. Peristiwa Perang Badar menurut para ahli sejarah terjadi pada Jumat, 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah atau bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.

Peristiwa bersejarah terakhir terjadi pada 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah. Hari itu merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam karena Rasulullah dan para sahabat berhasil menaklukan kota Makkah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan Fathu Makkah (Penaklukan Makkah). Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa Perjanjian Hudaibiyyah. 

Saat itu orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul. Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10 ribu pasukan Muslim dan mengutus Khalid bin Walid sebagai panglima perang. Rasulullah selalu berpesan agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. 

Saat perang terjadi, Nabi berserta bala tentara berperang dalam keadaan berpuasa. Namun, puasa tidak menjadikan mereka lemah. Sebaliknya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyatakan menyerah. Selepas perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360 buah, dilanjutkan dengan kumandang takbir oleh kaum Muslimin, sholatnya Rasulullah di Maqam Ibrahim, dan meminum air zamzam. 

Meski telah berhasil memenangkan perang dan merebut kebebasan Makkah, Rasulullah tak serta-merta menghabisi musuh-musuhnya. Sebaliknya, Rasulullah memaafkan mereka dan mengizinkan mereka untuk bebas walaupun sebelumnya mereka adalah orang yang selalu berusaha menyakiti dan membunuh Nabi.