Jumat 03 Apr 2020 17:49 WIB

Menuju BUKU III, CIMB Niaga Syariah Masih Sesuai Rencana

Dari sisi permodalan sementara ini masih sesuai dengan rencana.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyampaikan paparannya pada acara Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah di Jakarta, Jumat (28/2).
Foto: Darmawan / Republika
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyampaikan paparannya pada acara Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah di Jakarta, Jumat (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CIMB Niaga Syariah berupaya memenuhi rencana untuk lepas dari induk sebagai bank BUKU III. Direktur CIMB Niaga Syariah Pandji P Djajanegara menyampaikan, dari sisi permodalan, sementara ini masih sesuai dengan rencana.

"Sudah ditambah modal walau baru sebagian di kuartal I tahun Ini," kata dia kepada Republika, Jumat (3/4).

Sementara itu, sisanya harus melihat perkembangan selanjutnya. Pandji mengatakan, kemungkinan besar pertumbuhan kredit tidak akan sesuai seperti yang diharapkan karena kondisi pelemahan ekonomi disebabkan wabah Covid-19.

Menurut dia, kuartal pertama diproyeksi masih sesuai harapan. Namun, untuk kuartal dua dan tiga, proyeksinya masih akan sangat menantang. Pertumbuhan pembiayaan tentunya sejalan dengan pertumbuhan industri dan korporasi itu sendiri.

 

"Kalau Covid-19 cepat berlalu, mudah-mudahan segera ada permintaan pertumbuhan pembiayaan lagi," kata dia.

Perbankan, termasuk CIMB Niaga Syariah, saat ini lebih fokus pada keamanan sumber daya manusianya, bagaimana agar staf dapat terus terjaga kesehatannya sambil dapat melayani masyarakat, di samping terus menjaga dan memonitor kualitas aset pembiayaan.

CIMB Niaga Syariah memutuskan untuk spin-off pada 2023 dengan target sebagai bank BUKU III dengan modal inti mencapai Rp 5 triliun. Posisi per Desember 2019 mencapai sekitar Rp 3,7 triliun.

Portofolio syariah per 2023 diharapkan mencapai 25 persen dari total portofolio induk. Tahun 2020 persentasenya ditargetkan mencapai 18-19 persen dari 16 persen posisi akhir Desember 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement