Jumat 03 Apr 2020 17:43 WIB

Ridwan Kamil Bandingkan Tes Cepat dengan Korsel

Pemerintah diminta segera memperluas pelaksanaan tes cepat.

Gubernur Jawa barat Ridwan kamil ketika sedang memimpin rapat di gedung pakuan, Kota Bandung, Ahad (29/3)
Foto: istimewa
Gubernur Jawa barat Ridwan kamil ketika sedang memimpin rapat di gedung pakuan, Kota Bandung, Ahad (29/3)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pelaksanaan tes cepat atau rapid diagnose test (RDT) COVID-19 di Jawa Barat saat ini sangat kurang jika dibandingkan dengan Korea Selatan yang memiliki populasi serupa.

Dalam paparan yang disampaikan kepada Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin lewat telekonferensi, Jumat, Ridwan menjelaskan bahwa pelaksanaan tes cepat di Korea Selatan sedikitnya terhadap 0,6 persen dari total populasi di negara tersebut.

Jika merujuk pada populasi Indonesia sebanyak 269 juta, kata dia, besaran 0,6 persennya atau sekitar 1,6 juta sampai dengan 2 juta orang yang harus dites cepat.

"Indonesia, harusnya minimal 2 juta orang. Dengan jumlah itu, harusnya peta (sebaran COVID-19) bisa ditemukan secara utuh. Saya duga pengetesan cepat dan PCR (polymerase chain reaction) mungkin baru di angka 50 ribu. Jadi, 50 ribu menuju 2 juta itu sangat jauh," kata Ridwan Kamil.

Di Jawa Barat sendiri, lanjut Ridwan, pihaknya baru mendistribusikan rapid test kit untuk 50 ribu orang, yang hingga Kamis (2/4) baru didapat 15 ribu hasil RDT. Penduduk di Jawa Barat 50 juta orang, besarnya sudah seperti Korea Selatan.

"Korea Selatan itu penduduknya 51 juta, warganya yang dites 300 ribu. Di DKI mungkin kurang lebih 15 ribu. Jadi, kita mungkin baru di level 40 ribu-an hari ini," katanya menjelaskan.

Ridwan juga menduga jumlah penderita gejala dan positif COVID-19 di daerah lain yang menunjukkan angka kecil disebabkan oleh kurangnya tes cepat karena keterbatasan alat.

"Kami tidak yakin provinsi lain terlihat kecil-kecil. Menurut pandangan saya, mereka belum rapid test besar-besaran. Problemnya adalah alat tesnya tidak memadai, bahkan yang swab jumlahnya terbatas," katanya.

Oleh karena itu, Ridwan Kamil berharap kepada Wapres Ma'ruf Amin agar pemerintah pusat segera memperluas pelaksanaan tes cepat sebagai langkah antisipatif untuk mengetahui warga Indonesia yang menderita gejala COVID-19.

"Untuk mengejar rasio ratusan ribu (warga dites cepat), itulah peran pemerintah pusat untuk memperbanyak alat tes. Dengan demikian, kita tahu apa yang harus kita lakukan," kata dia

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement