Jumat 03 Apr 2020 16:08 WIB

Saat Malaikat Mencabut Nyawa Mukmin

Jiwa itu keluar seperti air yang mengalir

Red: A.Syalaby
Sejumlah siswa tunarungu melakukan ujian praktik sholat jenazah di SLBN Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (9/3). Praktik ibadah menyalatkan jenazah tersebut bertujuan agar siswa mampu memahami dan mengamalkan tata cara mengurus jenazah yang sesuai dengan apa yang tertuang dalam Al-Quran.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Sejumlah siswa tunarungu melakukan ujian praktik sholat jenazah di SLBN Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (9/3). Praktik ibadah menyalatkan jenazah tersebut bertujuan agar siswa mampu memahami dan mengamalkan tata cara mengurus jenazah yang sesuai dengan apa yang tertuang dalam Al-Quran.

REPUBLIKA.CO.ID, Alam kubur tak selamanya menyeramkan. Seorang hamba bahkan bisa merasa kan alam setelah mati bak tidur seperti pengantin baru. Ketika itu, amal kebajikannya di dunia menjadi buah manis yang siap untuk dipetik. Para mukmin pun mendapat perlakuan berbeda dengan orang kafir dan munafik sejak malaikat maut menjemput.

Al-Bara' bin Azib selain menerangkan tentang sakitnya mati juga menceritakan tentang kenikmatannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziy dalam bukunya Roh menjelaskan tentang hadis ini. Saat mengurus jenazah di Baqi' al-Fardad, Nabi SAW mendatangi Bara' dan kawan-kawan. Nabi SAW duduk. Lantas, mereka juga ikut duduk mengelilingi Nabi. Rasulullah menghadap ke arah mayat yang baru dikuburkan. Dia bersabda tiga kali, "Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

Nabi pun bersabda, sesungguhnya jika hamba itu menuju ke akhirat dan terputus dari dunia maka para malaikat turun kepadanya. Seakan-akan wajah mereka matahari. Mereka duduk di hadapannya sepanjang mata memandang. Kemudian, malaikat pencabut nyawa datang hingga du duk di dekat kepalanya. Malaikat itu ber kata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah kepada ampunan Allah dan keridhaan- Nya."

Maka, jiwa itu keluar seperti air yang mengalir. Malaikat itu pun mengambilnya. Para malaikat lain tidak membiarkannya ada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya lalu meletakkannya di kafan. Jiwa itu keluar dengan bau yang harum, seharum embusan minyak kesturi di muka bumi.

 

Nabi melanjutkan ceritanya, "Lalu para malaikat membawa jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan sekumpulan malaikat ini berkata, 'betapa harumnya roh ini.' Para malaikat yang membawanya berkata, "Ini adalah fulan bin fulan."

Mereka menyebutkannya dengan nama yang paling baik seperti biasa manusia menyebut namanya di dunia hingga mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu dibuka. Langit itu pun dibukakan baginya.

Dia diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat bersemayam Allah. Allah berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di Illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari tanah dan di dalam tanah pula Aku mengembalikan mereka dan dari tanah pada kali yang lain Aku mengeluarkan mereka. "

Rohnya pun dikembalikan kepada jasadnya. Kemudian, ada dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukkan mayatnya. Dua malaikat bertanya, "Siapakah Rabbmu?" Dia menjawab, "Rabbku Allah". "Apa agamamu? tanya dua malaikat. Dia menjawab, "agamaku Islam." Siapa kah orang yang diutus di tengah kalian?" tanya dua malaikat. "Dia adalah Rasul Allah," jawabnya. "Apa yang kamu ketahui tentang benda ini?" tanya dua malaikat. "Aku membaca Kitab Allah, maka aku beriman kepadanya dan aku membenarkan," jawabnya.

Dari arah langit, terdengarlah suara penyeru, "Hamba-Ku benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan bagina salah satu pintu surga. " Hamba itu pun didatangkan dengan aroma roh yang harum semerbak. Kuburnya dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Dia didatangi seorang lelaki berwajah menawan. Pakaiannya indah dan baunya harum. Orang itu berkata, "Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu"

Hamba itu bertanya, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa kebaikan," "Aku adalah amalmu yang saleh." Hamba itu berkata, "Ya Rabbi, datangkanlah hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku."

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement