Kamis 02 Apr 2020 18:16 WIB

Grup Orkestra di Prancis Kirim Pesan Hangat Secara Virtual

National Orchestra of France menggabungkan para pemainnya yang terpisah di rumah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Qommarria Rostanti
Orkestra (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Orkestra (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LE PECQ -- Pertunjukan orkestra tidak selalu bisa dinikmati dengan setelan resmi di dalam ruangan megah. Saat virus korona menyebar, cara menikmati pertunjukan ini beradaptasi.

Berbekal layanan internet, musisi beramai-ramai mengisi pendengaran setiap orang ketika karantina dan jarak sosial yang diterapkan. Kelompok National Orchestra of France menggabungkan para pemainnya yang terpisah di rumah masing-masing untuk membawakan alunan "Bolero". Serempak, mereka mengirim pesan kepada pecinta musik, "Kami masih di sini untuk Anda."

"Bagi kami, masyarakat sangat penting. Tanpa publik, kami tidak benar-benar ada," kata pemain timpani, Didier Benetti, dikutip dari AP, Kamis (2/4).

Grup orkestra asal Prancis ini menggunakan keajaiban teknologi untuk menyatukan pemandangan dan suara para musisi. Mereka merekam masing-masing dan digabungkan menjadi satu video utuh berdurasi empat menit 46 detik yang dibagikan di Youtube.

 

Pertunjukan dimulai dengan tiga sosok musisi, pemain cello, pemain biola, dan pemain perkusi dengan tulisan "Stay Home" di drum-nya. Seorang pemain suling bergabung. Tampaknya dia bermain di ruang tamunya.

Kekuatan suara dari musisi yang memainkan alat musik semakin kencang. Makin banyak yang bergabung, sampai mereka terkumpul menjadi 50 orang. Meski posisi terpisah, mereka mampu menghadirkan satu alunan indah yang memberikan harapan di tengah wabah.

Benetti menata ulang karya komposer Prancis, Maurice Ravel. Dia memotongnya dari 15 menit menjadi empat menit saja. Upaya ini dilakukan agar bisa dikelola dan ramah ketika disebarkan melalui media sosial (medsos).

Video yang diunggah pada Ahad (30/3) ini menjaring lebih dari 899 ribu penonton hingga Rabu (2/4). Warganet pun tidak segan-segan membagikan tautan video ke akun medsos untuk menunjukan permainan orkestra luar biasa itu.

Para musisi yang terlibat mendapatkan lembaran musik dari surel yang telah dibagikan. Mereka juga mendapat trek audio untuk didengarkan melalui ponsel saat bermain alat musik.

Audio tersebut termasuk rekaman sebelumnya dari musik dan suara detak metronom untuk membantu menjaga tempo. Cara ini yang membuat alunan "Bolero" dibawakan bisa seirama dengan sempurna, meskipun mereka tersebar di mana-mana ketika memainkannya.

Untuk mendapatkan video yang utuh, musisi yang terlibat merekam diri sendiri selama empat hari di pekan terakhir bulan Maret. Mereka tidak diharuskan merekam di dalam ruangan atau tempat khusus. Kondisi ini yang membuat gambaran dari setiap musisi berbeda.

Seorang pemain biola bermain di luar ruangan dengan pemandangan laut yang indah sebagai latar belakangnya. Sebagian besar yang lain memfilmkan diri di dalam rumah, entah di kamar, ruang tamu, teras, sehingga membuat pertunjukan terasa sangat intim.

Mereka tidak seperti pertunjukan biasanya yang diharuskan mengenakan setelah jas atau gaun saat memainkan musik di dalam hall. Tanpa dasi hitam, tidak ada baju resmi, musisi memilih pakaian kasual, dengan kemeja terbuka, kaus oblong, dan celana jin.

Produser video dan sound engineer bernama Dimitri Scapolan yang menjadi dalang dalam menautkan keberagaman video itu menjadi satu. Tengah malam dia menyatukan rekaman masing-masing musisi menjadi video musik dengan visual yang sangat apik dan audio yang menyatu.

Untuk suara yang lebih halus, Scapolan juga memadukan audio dari pertunjukan sebelumnya yang direkam orkestra sebelum virus corona mengubah dunia menjadi terbalik. Prancis adalah salah satu negara paling terpukul di Eropa, dengan lebih dari 57 ribu kasus dikonfirmasi dan 4.000 meninggal dunia.

Hal yang unik dari sajian pertunjukan musik itu, adalah sosok Benetti yang tidak memainkan alat musik yang biasa digunakannya. Ketika Prancis 'dikunci' pada 17 Maret, Benetti tidak bisa membawa timpani yang besar ke rumah.

Tidak seperti musisi lain yang asik memainkan alat musik, Benetti harus berimprovisasi untuk video. Dengan antusias dia berpura-pura memukul-mukul dua kursi di ruang tamu dengan peralatan yang diambil dari dapurnya.

Bagi Benetti, pertunjukan untuk video itu sangat terapeutik, tetapi masih terasa seperti yang terbaik posisi kedua dibandingkan bersama-sama di atas panggung. Karantina memiliki sisi positif yang tidak terduga.

"Kami mulai menyadari bahwa kami benar-benar saling membutuhkan. Musik berbagi," ujar Benetti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement