Kamis 02 Apr 2020 12:29 WIB

Rapid Test di Stadion GBLA Dibatalkan

Rapid test di GBLA batal digelar karena mendapatkan penolakan warga

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Foto udara Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (4/11/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Foto udara Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (4/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pelaksanaan rapid test atau tes cepat massal covid-19 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang akan dilaksanakan Kamis (2/4) batal dilaksanakan karena adanya penolakan warga setempat. Rapid test yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun akan dilakukan di tempat lain.

"Ya betul, batal (rapid test)," ujar Kapolsek Gedebage, Oesman Imam saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/4).

Ia mengungkapkan, warga setempat sempat melakukan aksi penolakan pada Rabu (1/4) sore di stadion GBLA. "Karena mendadak dan kurang sosialisasi kepada warga sehingga  ada penolakan," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menyelenggarakan rapid test atau tes cepat covid-19 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Kamis (2/4) hingga Jumat (3/4). Sebanyak 2.948 orang telah mendaftar ke Pusat Informasi dan Koordinasi (Pikobar) Covid-19.

"Pendaftar itu sudah masuk (di) Pikobar, 2.948 orang. Kita laksanakan besok dua hari antara Kamis dan Jumat, semuanya akan dirapid," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Rabu (1/4).

Sebelum pelaksanaan rapid test covid-19 di GBLA, ia mengungkapkan tes cepat sudah dilaksanakan dibeberapa kecamatan termasuk untuk aparatur sipil negara (ASN) yang berjumlah kurang lebih 590 orang. Selanjutnya, katanya rapid test dilakukan di stadion GBLA.

Ema mengatakan stadion GBLA ditunjuk untuk pelaksanaan rapid test masal karena lokasinya yang luas dan menghindari kerumunan. Selain itu katanya, tes dilakukan dengan menerapkan social dan physical distancing.

"Pasti diatur jalur-jalur dengan jarak-jarak yang sudah ditentukan, mungkin saja (memakai drive thru)," katanya. Ia pun berharap evaluasi dan kekurangan pelaksanaan rapid test diberbagai tempat bisa menjadi bahan rujukan agar bisa meminimalisasi resiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement