Kamis 02 Apr 2020 06:11 WIB

WHO Perkirakan Pandemi Corona Tembus 1 Juta Kasus

WHO sebut banyak negara berkembang tak mampu mendukung masyarakatnya ketika lockdown.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ratna Puspita
Polisi menginstruksikan pembeli untuk menjaga jarak sosial ketika mengantri memasuki supermarket untuk mencegah penyebaran virus Corona di Quito, Ekuador, Sabtu (28/3). Pemerintah Ekuador telah menyatakan “Darurat Kesehatan,” dengan membatasi pergerakan hanya untuk mereka yang menyediakan layanan pokok
Foto: Dolores Ochoa/AP
Polisi menginstruksikan pembeli untuk menjaga jarak sosial ketika mengantri memasuki supermarket untuk mencegah penyebaran virus Corona di Quito, Ekuador, Sabtu (28/3). Pemerintah Ekuador telah menyatakan “Darurat Kesehatan,” dengan membatasi pergerakan hanya untuk mereka yang menyediakan layanan pokok

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona Covid-19 belum akan mereda. "Dalam beberapa hari mendatang, kita akan mencapai 1 juta kasus yang dikonfirmasi dan 50 ribu kematian di seluruh dunia," ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu (1/4). 

WHO pun menyuarakan keprihatinan mendalam atas cepatnya peningkatan jumlah kasus infeksi dan korban meninggal akibat virus corona baru Covid-19 di seluruh dunia. Mereka memperkirakan hal itu masih akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang. 

Baca Juga

"Dalam lima pekan terakhir, telah terjadi pertumbuhan yang nyaris eksponensial dalam jumlah kasus baru dan jumlah kematian meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir," kata dia.

Menurut Ghebreyesus, masih banyak negara berkembang yang tak mampu mendukung masyarakatnya selama menerapkan karantina wilayah atau lockdown. Padahal, lockdown merupakan cara yang cukup efektif menekan penyebaran Covid-19. 

"Itulah sebabnya kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memiliki pengurangan utang guna mendukung negara-negara tersebut. Kami mengusulkan proses yang dipercepat guna mendukung negara-negara terkait sehingga ekonomi mereka tidak masuk ke dalam krisis," kata Ghebreyesus. 

Berdasarkan data yang dihimpun John Hopkins University and Medicine (Coronavirus Resource Center), saat ini terdapat 926.095 kasus Covid-19 di seluruh dunia. Jumlah kematian telah mencapai 46.252 jiwa. 

Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, yakni 209.071. Kemudian, Italia menyusul dengan 110.574 kasus, Spanyol sebanyak 102.179 kasus, dan Cina 82.361 kasus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement