Rabu 01 Apr 2020 17:08 WIB

Ponpes Nuurul Qur'an Purbalingga Isolasi Para Santri

Ratusan santri Nuurul Qur'an Purbalingga diisolasi.

Rep: Eko Widyatno/ Red: Muhammad Hafil
Ponpes Nuurul Qur'an Purbalingga Isolasi Para Santri. Foto: Petugas keamanan berjaga di depan Ruang Isolasi Infeksi Khusus virus corona, ilustrasi
Foto: Abdan Syakura/Republika
Ponpes Nuurul Qur'an Purbalingga Isolasi Para Santri. Foto: Petugas keamanan berjaga di depan Ruang Isolasi Infeksi Khusus virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Untuk menghindari kemungkinan adanya santri yang terjangkit COVID-19, sejumlah pesantren terpaksa harus melakukan isolasi diri. Langkah ini antara lain dilakukan Pengurus Pondok Pesantren Nuurul Qur’an Desa Bukateja Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga.

''Kami melakukan isolasi para santri sejak sejak 27 Maret lalu. Sebanyak 443 santri tidak boleh keluar lingkungan pesantren. Santri tak boleh pulang dan tidak boleh dijenguk siapa pun oleh orang luar,'' jelas pengasuh pesantren Gus Arif Musodiq, Rabu (1/4).

Baca Juga

Pimpinan pesantren mengambil keputusan ini, mengingat penularan COVID 19 sangat mudah dan cepat. Pihaknya tidak ingin ada santri yang terjangkit, sehingga bisa menular ke santri lainnya.

''Kami berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan di pondok pesantren dengan melakukan isolasi. Selama isolasi,  para santri melakukan kegiatan khataman yang rencananya akan selesai sekitar tanggal 11 April 2020,'' jelasnya.

Selain itu, pengelola pesantren juga menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti menyediakan alat cuci tangan pakai sabun dan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh lingkungan pondok pesantren. ''Kita melakukan penyemprotan disinfektan tiga hari sekali. Harapannya kita semua disini terhindar dari wabah virus corona,'' katanya.

Terkait hal ini, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi yang mengunjungi pesantren bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, menyampaikan penghargaan dan mendoakan agar kondisi seluruh santri tetap dalam kondisi sehat. Dalam kesempatan itu, Bupati juga memberikan bantuan sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup santri selama masa isolasi.

Bupati menyatakan, salah satu kebijakan pemerintah pusat dalam menghadapi COVID-19, sebenarnya meliburkan anak didik termasuk santri. Meski demikian Bupati menyebutkan, sejumlah pondok pesantren di Purbalingga memilih tidak memulangkan santrinya karena pertimbangan jarak tempat tinggal santri yang jika dipulangkan justru akan berpotensi terpapar virus corona.

''Karena masih banyak pondok yang harus membiayai kebutuhan hidup para santri, kami juga memberikan bantuan sembako agar beban pengurus pondok bisa sedikit lebih ringan,'' kata Bupati Tiwi.

Selain mengunjungi Ponpes Nuurul Qur’an, Bupati Tiwi berkunjung ke pondok pesantren lainnya di wilayah Kecamatan Bukateja. Dari data yang dihimpun Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Purbalingga, di wilayah kecamatan Bukateja terdapat 12 pondok pesantren.

Selain Ponpes Nuurul Qur’an yang tidak memulangkan santrinya, ada juga pesantren lain yang memilih memulangkan para santri. Seperti Pondok Pesantren Minhajut Tholabah Desa Kembangan, dari 701 santri yang ada di pesanytren tersebut, ada sebanyak 641 santri yang dipulangkan. n eko widiyatno

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement