Mesin Algoritma Bantu Kontrol Gula Darah Saat Berpuasa

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah

Rabu 01 Apr 2020 14:37 WIB

Alat bernama FAST bisa dimanfaatkan penderita Diabetes Tipe 2 untuk berpuasa (Foto: ilustrasi cek gula darah) Foto: Needpix Alat bernama FAST bisa dimanfaatkan penderita Diabetes Tipe 2 untuk berpuasa (Foto: ilustrasi cek gula darah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menemukan sebuah alat baru yang dapat membantu orang-orang dengan diabetes untuk mengontrol gula darah mereka dengan aman selama puasa Ramadhan. Alat ini disebut Fasting Algorithm for Singaporeans with Type 2 Diabetes (FAST).

Dilansir di laman US News, Rabu (1/4), alat itu menyediakan materi pendidikan khusus selama pengguna menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Selain itu, alat itu juga memberikan informasi modifikasi untuk pasien dan dokter, dan mendorong pemantauan mandiri aktif sebelum, selama dan setelah puasa.

Baca Juga

FAST dikembangkan oleh seorang peneliti dari National University of Singapore, Joyce Yu-Chia Lee, dan seorang peneliti di University of California, Irvine. Mereka mengevaluasi keamanan dan efektivitas alat itu kepada 111 orang dewasa puasa dengan diabetes tipe 2.

Rata-rata, mereka yang menggunakan FAST memiliki empat kali pengurangan hemoglobin A1c sebelum dan sesudah puasa, dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok kontrol yang tidak menggunakan FAST. Tes haemoglobin A1c sendiri mengukur kadar gula darah rata-rata selama beberapa bulan terakhir.

Menurut penelitian yang diterbitkan pada 9 Maret dalam jurnal Annals of Family Medicine itu, tidak ada episode utama gula darah yang sangat rendah atau hipoglikemia pada kedua kelompok. Mereka juga menyebut, tidak ada peningkatan kejadian hipoglikemik minor pada kelompok FAST.

Para peneliti mengatakan, penggunaan alat yang dioperasikan pasien untuk manajemen gula darah seperti FAST dapat membantu Muslim yang taat diabetes dengan cepat. Namun, menurut  dokter keluarga di Michigan Medicine di Ypsilanti, Mich, Dr Jonathan Gabison, pasien diabetes yang mempertimbangkan puasa harus di bawah pengawasan dokter dan mengikuti diet rendah karbohidrat.

"Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, protokol untuk mengelola obat-obatan diabetes secara aman dengan puasa intermiten dapat membantu menjaga pasien tetap aman sementara kami belajar lebih banyak tentang penggunaan strategi ini untuk membantu memerangi obesitas dan diabetes," kata Gabison dalam rilis berita jurnal.