Rabu 01 Apr 2020 08:22 WIB

Pesantren Al-Falah Gagas Sedekah Lewat 'Voucher Jajan'

Al-Falah juga gagas ‘Voucher Kecakapan Hidup’ bantu warga yang terdampak corona.

Voucher Jajan program sedekah dari Pesantren Al Falah
Foto: Hendy Muhammad.
Voucher Jajan program sedekah dari Pesantren Al Falah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sedekah adalah obat penyembuh penyakit. Wasilah inilah yang  diterapkan dan sedang dijalankan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Al-Quran Al-Falah Hendy Muhammad di Sukabumi Jawa Barat. 

Bermula dari sakitnya anak-anak Ustadz Hendy sendiri yang mengalami batuk, flu, demam dan hampir satu bulan tidak kunjung reda. Bahkan jika malam hari batuknya menjadi-jadi. Kekhawatiran meningkat karena bertepatan dengan heboh wabah Coronavirus. Sebagai manusia, ikhtiar sudah dijalankan dengan mengantar anak-anak berobat ke dokter. Namun, hingga obat yang diberikan dokter telah habis, sakit anak-anak belum juga menunjukan sembuh.

Keadaan ini menguji keimanan. Doa dan bacaan sesuai yang dianjurkan senantiasa dibaca. Namun seakan penyakit-penyakit tambah sakti, sakit anak-anak belum berubah. Apalagi mengikuti pemberitaan di berbagai media keadaan makin gawat terkait penyebaran virus di wilayah Sukabumi. 

Hari ini mungkin anak-anak sendiri yang sakit, besok lusa bisa jadi para santri atau anak-anak warga sekitar yang menderita sakit. Sedangkan usaha menyembuhkan penyakit mengalami banyak kendala. Seperti akses berobat ke dokter tidak lagi menjadi mudah di tengah pelemahan ekonomi dan lain-lain.

Mengamalkan isi kitab sedekah yang selalu dibaca, dan mengingati cerita-cerita ulama zaman dulu dimana jika ada suatu anggota keluarga ada yang sakit dan telah berikhtiar berobat belum juga mendapat kesembuhan, maka orang tua si sakit berhajat kepada Allah mengikuti wasiat Baginda Rasulullah dengan menjalankan program bersedekah. 

Cara dan metodenya beragam. Di antaranya membuat makanan kecil semampunya lalu mengundang anak-anak tetangga. Setelah dijelaskan maksud tujuan bersedekah lalu makanan dibawa ke rumah masing-masing oleh keluarga anak-anak yang mendapat sedekah dibacakan hadiah doa mengharap kesembuhan dari Allah seperti amalan yang diwasiatkan Rasulullah melalui lisan ulama-ulama dahulu.

Metode sedekahnya mengumpulkan banyak warga? Memang di lingkungan pesantren kegiatan seremonial berkumpul menjadi suatu kebiasan, baik mengaji, makan, dan lain sebagainya. Namun kali ini berbeda. Dalam rangka mengikuti peraturan pemerintah dalam hal menjaga jarak dan mengurangi kegiatan berkerumun, maka Ustadz Hendy membuat ‘Voucher Jajan’.

Di dalam voucher itu dijelaskan maksud dan tujuan program sedekah khusus dalam rangka mengharap pertolongan Allah guna kesembuhan anak-anaknya.

Voucher senilai 5 ribu rupiah dibagikan langsung ke rumah-rumah tetangga khususnya yang memiliki anak-anak kecil. Voucher dapat di belanjakan ke beberapa warung terdekat. Dengan cara tersebut distribusi sedekah dapat mengenai sasaran kepada penerima yang tepat, tidak mengumpulkan masa, menggiatkan ekonomi mikro akibat pelemahan daya beli, muara akhirnya berdakwah Islami ikhlas beramal membumikan lagi vaksin pasti, mujarab, tidak meninggalkan sedekah meski sudah ikhtiar berobat.

Lalu, apa hasilnya? Ajib! Bukan untuk membesar-besarkan khasiat bersedekah. Anak-anak memang belum sembuh total. Namun sejak siang itu program digagas, sedekah dijalankan, sungguh, sepanjang malam anak-anak tidur diberi kepulasan oleh Allah. Mereka tidur nyenyak mulai ba’da Isya tidur hingga masa Subuh. Tidak terdengar mereka terbangun oleh batuk-batuk ganas seperti malam-malam sebelumnya.

Bi Heni, warga sekitar, sangat gembira menerima voucher belanja lima ribu rupiah meski hanya cukup untuk membeli semangkuk bubur.  Pasalnya, voucher yang dibagikan Ustadzah Muhtarimah, hanya 20 voucher atau senilai Rp 100 ribu rupiah.  Bi Heni bahkan tertarik dengan program sedekah obat kesembuhan untuk anaknya yang sedang sakit. Ia minta tolong pesantren membuatkan vouchernya.

Selain mengeluarkan program sedekah obat penyembuh penyakit, Ustadz Hendy Muhammad juga akan mengeluarkan program ‘Voucher Kecakapan Hidup’. Voucher ini mendorong gotong royong saling bantu berbagi rizki. Bentuknya seperti menyalurkan sembako kepada yang berhak menerima atau mereka yang terputus penghasilannya akibat pelemahan ekonomi yang melanda negeri. 

Cara dan metodenya sudah dirumuskan oleh manajemen agar efeknya terasa kepada ketahanan ekonomi mikro. Program ini pertama akan dijalankan oleh diri kami sendiri dan selanjutnya menerima donasi dari pihak lain yang akan dikerjakan oleh manajemen kami ‘Pesantren Bisa’.  Bagi pihak lain para dermawan yang ingin hartanya tergunakan program sedekah kecakapan hidup mengantisipasi Covid 19 ini dapat menghubungi Whatsapp +62818701517.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement