Selasa 31 Mar 2020 20:45 WIB

Riau Anggarkan Dana Rp 160 Miliar untuk Atasi Corona

Anggaran atasi Corona tahap pertama Provinsi Riau digunakan untuk APD

Sejumlah fasilitas umum di Riau (Sabtu, 28/03) disemprotkan disinfektan sebagai langkah cekal virus Corona (Covid-19) di Pekanbaru, Riau.
Foto: Dompet Dhuafa
Sejumlah fasilitas umum di Riau (Sabtu, 28/03) disemprotkan disinfektan sebagai langkah cekal virus Corona (Covid-19) di Pekanbaru, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar menyatakan pergeseran anggaran daerah untuk penanganan wabah COVID-19 di daerah tersebut terus bertambah. Saat ini memasuki tahap kedua dimana anggaran mencapai Rp 160 miliar.

“Pergeseran anggaran terus kami upayakan untuk penanganan COVID-19,” kata Syamsuar di Pekanbaru, Selasa (31/3).

Pemprov Riau sudah melakukan pergeseran anggaran untuk tahap pertama sebesar Rp 74, 8 miliar. Dana tersebut untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis, alat tes cepat (rapid test) virus corona, dan alat laboratorium kesehatan karena Riau ingin mempercepat kemampuan laborayorium kesehatan daerah setempat untuk bisa menguji sampel swab pasien secara mandiri.

Kebutuhan untuk laboratorium kesehatan sangat mendesak karena selama ini masih bergantung padalab Kementerian Kesehatan di Jakarta, yang menunggu hasilnya lama akibat banyaknya sampel yang diperiksa dari seluruh Indonesia.

Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Yan Prana Jaya menambahkan pergeseran anggaran diambil dari kegiatan yang tidak prioritas dan bisa ditunda akibat wabah corona.

"Anggaran yang tidak prioritas kami alihkan untuk penanggulangan COVID-19," katanya.

Menurut dia, Pemprov Riau juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan pergeseran anggaran dalam penanganan virus corona. "Kami harapkan masing-masing kabupaten dan kota di Riau untuk melakukan pergeseran anggaran APBD untuk penanganan COVID-19," kata Yan Prana.

Selain soal anggaran, sambungnya, pihaknya juga melakukan pemantauan perkembangan COVID-19 yang terjadi di Riau. “Kami akan terus memantau perkembangan termasuk menangani datangnya WNI dari Malaysia yang jumlahnya cukup banyak,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, hingga 31 Maret jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 14.989 orang yang didominasi oleh TKI yang pulang dari Malaysia. Kemudian jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 109 orang.

Kasus positif COVID-19 di Riau ada tiga orang, di mana satu orang sudah sehat dan bisa pulang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement